"Lihat, Aku mendatangkan bangsa yang jauh dari tempat yang jauh,
bangsa yang perkasa, bangsa kuno,
bangsa yang tidak kaukenal bahasanya,
dan yang tidak kau mengerti apa yang mereka katakan."
Ayat Yeremia 5:15 adalah sebuah peringatan keras yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi Yeremia kepada umat-Nya, bangsa Israel. Ayat ini bukan sekadar ramalan belaka, melainkan sebuah deklarasi tentang ketidakseimbangan keadilan ilahi yang akan segera terjadi sebagai akibat dari dosa dan ketidaktaatan yang terus-menerus dilakukan oleh umat tersebut. Tuhan menyatakan bahwa Ia akan mendatangkan sebuah bangsa asing yang kuat, sebuah peradaban yang telah lama ada, dan yang tidak dikenali oleh Israel. Ciri khas bangsa ini adalah bahasa mereka yang asing, yang tidak akan dapat dipahami oleh Israel, serta ketidakmampuan mereka untuk mengerti apa pun yang diucapkan oleh bangsa Israel. Ini menegaskan isolasi dan keasingan yang akan dialami oleh Israel di hadapan penakluk mereka.
Pernyataan ini sangat signifikan dalam konteks sejarah Israel. Bangsa Israel, sejak keluarnya dari Mesir dan memasuki tanah perjanjian, seringkali tergoda untuk meniru kebiasaan dan menyembah dewa-dewa bangsa-bangsa sekitarnya. Mereka melupakan janji setia mereka kepada Tuhan dan mulai mengabaikan hukum-hukum-Nya. Akibatnya, mereka kerap jatuh di bawah kekuasaan bangsa lain, namun seringkali mereka masih memiliki hubungan budaya atau bahasa tertentu dengan penjajah mereka. Ayat ini menyoroti sebuah situasi yang jauh lebih ekstrem: kedatangan bangsa yang benar-benar asing, yang tidak memiliki kesamaan apa pun dengan mereka, baik dari segi bahasa, budaya, maupun pemahaman.
Perintah Tuhan untuk mendatangkan bangsa asing ini bukanlah tindakan kebencian semata, melainkan sebuah konsekuensi logis dari pilihan yang telah dibuat oleh Israel. Tuhan adalah Tuhan yang adil, dan keadilan-Nya menuntut pertanggungjawaban atas pelanggaran perjanjian. Ketika umat-Nya terus-menerus berpaling dari jalan kebenaran dan memilih untuk berjalan dalam kegelapan dosa, maka mereka harus menghadapi akibatnya. Kehadiran bangsa asing yang tidak dapat dipahami ini menjadi simbol ketidakberdayaan dan keterasingan total Israel. Mereka akan menjadi tawanan, tanpa kemampuan untuk berkomunikasi atau meminta belas kasihan dalam bahasa yang dimengerti oleh musuh mereka.
Lebih dari sekadar hukuman fisik, ayat ini juga membawa pesan spiritual yang mendalam. Kebutaan spiritual Israel terhadap kehendak Tuhan telah membuat mereka tuli terhadap suara-Nya. Akibatnya, Tuhan membiarkan mereka mendengar suara yang tidak mereka kenal, sebuah suara yang akan membawa kehancuran. Ini adalah gambaran dramatis tentang bagaimana pengabaian terhadap wahyu ilahi dapat berujung pada penyerahan diri pada kekuatan yang tidak dapat dikendalikan dan tidak dapat dipahami. Yeremia 5:15 menjadi pengingat abadi akan pentingnya mendengarkan dan menaati firman Tuhan, karena konsekuensi dari ketidaktaatan bisa sangat luas dan mengguncang.