🔥 Babel

Ilustrasi: Simbol api dan benteng Babel

Yeremia 51:25 - Penghakiman Tuhan atas Babel

"Lihat, Aku akan menjadi lawanmu, wahai gunung yang merusak, yang merusak seluruh bumi, firman TUHAN. Aku akan mengulurkan tangan-Ku melawanmu, menggulingkan engkau dari puncak-puncak gunung, dan membuatmu menjadi gunung yang terbakar."

Ayat Yeremia 51:25 adalah sebuah deklarasi ilahi yang kuat, menyatakan murka dan penghakiman Tuhan terhadap Babel. Kata-kata ini tidak sekadar ramalan, tetapi sebuah janji yang tegas bahwa kekuatan yang dianggap tak tergoyahkan akan dihancurkan. Babel, dalam konteks sejarah, melambangkan kekuatan duniawi yang sombong, yang menganiaya umat Tuhan dan menentang kehendak-Nya. Penggambaran sebagai "gunung yang merusak" menunjukkan besarnya pengaruh dan kekuatan yang dimilikinya, namun juga sifat destruktifnya yang menyebar luas.

Kebenaran Ilahi yang Tak Terhindarkan

Penghakiman yang diumumkan dalam Yeremia 51:25 menyoroti kedaulatan mutlak Tuhan atas segala bangsa dan kerajaan. Tidak ada kekuasaan manusia yang mampu berdiri teguh di hadapan kuasa Pencipta alam semesta. Tuhan secara pribadi menyatakan diri-Nya sebagai lawan Babel, sebuah pernyataan yang dramatis. Penggunaan frasa "mengulurkan tangan-Ku melawanmu" mengindikasikan campur tangan langsung Tuhan dalam peristiwa sejarah untuk menegakkan keadilan-Nya.

Kehancuran yang Menyeluruh

Deskripsi kehancuran Babel sebagai "menggulingkan engkau dari puncak-puncak gunung, dan membuatmu menjadi gunung yang terbakar" sangatlah puitis dan dramatis. Ini bukan hanya tentang keruntuhan politik atau militer, tetapi kehancuran yang total dan mendasar. "Gunung yang terbakar" menyiratkan pemurnian dan penghangusan, meninggalkan jejak kehancuran yang tak terhapuskan. Bagi bangsa Israel yang sedang diasingkan, ayat ini memberikan pengharapan bahwa kekuatan penindas mereka tidak akan berkuasa selamanya dan bahwa Tuhan akan memulihkan keadilan bagi umat-Nya.

Pelajaran bagi Masa Kini

Meskipun ayat ini memiliki konteks historis yang spesifik, maknanya bergema hingga kini. Yeremia 51:25 mengingatkan kita bahwa kesombongan, penindasan, dan penentangan terhadap prinsip-prinsip ilahi pasti akan mendatangkan konsekuensi. Tuhan melihat setiap tindakan manusia, dan keadilan-Nya, meskipun terkadang tampak lambat, pada akhirnya akan terwujud. Ayat ini juga mengajarkan pentingnya kerendahan hati di hadapan Tuhan dan kehati-hatian untuk tidak menjadi seperti Babel, yang mengandalkan kekuatan duniawi dan melupakan Sumber segala kekuatan sejati.

Dengan demikian, Yeremia 51:25 bukan sekadar catatan sejarah penghakiman atas sebuah kerajaan kuno, melainkan sebuah peringatan dan janji ilahi yang memiliki implikasi spiritual yang mendalam bagi setiap zaman. Tuhan berkuasa atas segala sesuatu, dan pada akhirnya, kebenaran dan keadilan-Nya akan menang.