Yeremia 6:15

"Sudah malukah mereka karena perbuatan-perbuatan keji itu? Tidak sama sekali! Mereka tidak mengenal malu, sehingga mereka tidak mengenal kehinaan. Oleh sebab itu, mereka akan jatuh di antara mereka yang jatuh; mereka akan dihukum pada waktu mereka dihukum, firman TUHAN."
Tanda Kebingungan & Penolakan

Ayat Yeremia 6:15 menggambarkan sebuah kondisi moral dan spiritual yang sangat memprihatinkan. Bangsa Yehuda, yang pada masa itu sedang menghadapi ancaman dan akhirnya hukuman dari Tuhan, justru menunjukkan sikap yang sangat kontraproduktif. Mereka telah melakukan berbagai macam perbuatan keji, pelanggaran terhadap hukum Tuhan, dan ketidakadilan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, alih-alih merasa malu atau menyesal, mereka justru bersikap acuh tak acuh.

Frasa "Sudah malukah mereka karena perbuatan-perbuatan keji itu? Tidak sama sekali! Mereka tidak mengenal malu, sehingga mereka tidak mengenal kehinaan" menekankan pada hilangnya kepekaan moral. Rasa malu adalah mekanisme internal yang sehat, yang seharusnya mendorong seseorang untuk memperbaiki diri ketika melakukan kesalahan. Rasa malu mencegah kita mengulangi kesalahan yang sama dan menjaga martabat kita sebagai individu. Namun, bagi bangsa Yehuda, rasa malu ini telah hilang sepenuhnya. Ini bukan berarti mereka tidak tahu apa yang salah, melainkan mereka memilih untuk mengabaikan dan menolak konsekuensi moral dari perbuatan mereka.

Ketidakmampuan untuk mengenali kehinaan adalah tanda dari degradasi spiritual yang mendalam. Kehinaan adalah perasaan malu atau penyesalan yang timbul dari kesadaran akan kesalahan atau tindakan yang tidak pantas. Ketika seseorang kehilangan kemampuan untuk merasa malu dan mengenali kehinaan, ia telah memasuki kondisi yang berbahaya. Ini mencerminkan keterputusan dari kebenaran dan keadilan ilahi. Mereka tidak lagi peduli dengan standar moral yang ditetapkan Tuhan, dan akibatnya, mereka kehilangan arah spiritual mereka.

Akibat dari sikap ini sangat jelas digambarkan dalam kalimat penutup, "Oleh sebab itu, mereka akan jatuh di antara mereka yang jatuh; mereka akan dihukum pada waktu mereka dihukum, firman TUHAN." Tuhan adalah hakim yang adil. Meskipun Ia penuh kasih dan pengampunan, keadilan-Nya juga harus ditegakkan. Sikap bangsa Yehuda yang penuh kecongkakan dan penolakan terhadap kebenaran justru membawa mereka pada kehancuran yang tak terhindarkan. Mereka akan mengalami kejatuhan, baik secara fisik maupun spiritual, bersama dengan orang-orang lain yang juga telah berpaling dari Tuhan. Hukuman yang akan datang bukanlah tanpa alasan, melainkan respons langsung terhadap penolakan mereka terhadap teguran ilahi.

Pesan Yeremia 6:15 ini tetap relevan hingga kini. Ia mengingatkan kita akan pentingnya memiliki hati yang peka terhadap dosa, serta pentingnya mengakui kesalahan dan meminta ampun. Kehilangan rasa malu dan kehinaan adalah pintu gerbang bagi kerusakan yang lebih besar. Maka, marilah kita senantiasa menjaga hati kita agar tetap peka terhadap firman Tuhan dan tidak pernah merasa nyaman dalam kesalahan.