Yeremia 6:7 - Peringatan Tuan atas Kebejatan

"Seperti kolam mengalirkan airnya, demikianlah kota ini mengalirkan kejahatannya. Kekerasan dan kerusakan terdengar di dalamnya; penyakit dan luka-luka senantiasa ada di hadapanku."

Kota Air

Ayat Yeremia 6:7 merupakan sebuah gambaran kuat yang dilukiskan oleh Nabi Yeremia untuk menyampaikan pesan peringatan dari Tuhan. Dalam bahasa yang lugas dan emosional, Tuhan melalui Yeremia menggambarkan kondisi rohani dan moral kota Yerusalem yang telah tercemar parah. Perumpamaan "seperti kolam mengalirkan airnya" memberikan kesan sebuah sumber yang terus-menerus memuntahkan isinya, tanpa henti dan tanpa terkendali. Namun, apa yang mengalir bukanlah air kehidupan yang menyegarkan, melainkan "kejahatannya." Ini menunjukkan bahwa perbuatan dosa, ketidakadilan, dan kebejatan telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kota tersebut.

Tuhan tidak hanya berhenti pada penggambaran umum. Ia melanjutkan dengan merinci apa saja yang terdengar di dalam kota itu: "Kekerasan dan kerusakan." Kata-kata ini memunculkan gambaran kekacauan, penindasan, dan perlakuan buruk yang merajalela. Tidak ada kedamaian, tidak ada keadilan, hanya suara-suara yang menimbulkan rasa takut dan keputusasaan. Kekerasan fisik dan moral telah menjadi norma, dan kerusakan moral telah merusak tatanan sosial dan spiritual.

Penyakit Moral dan Spiritual

Pernyataan selanjutnya, "penyakit dan luka-luka senantiasa ada di hadapanku," membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang konsekuensi dari kejahatan yang terus-menerus itu. Penyakit dan luka-luka di sini tidak hanya merujuk pada kondisi fisik, tetapi lebih utama lagi adalah penyakit moral dan spiritual. Dosa adalah penyakit jiwa yang merusak hubungan manusia dengan Tuhan dan sesamanya. Luka-luka itu adalah akibat dari perbuatan dosa, yang meninggalkan bekas mendalam dan penderitaan yang berkepanjangan.

Keberadaan penyakit dan luka-luka ini "senantiasa ada di hadapan Tuhan" menunjukkan bahwa Tuhan melihat dan mengetahui segala perbuatan umat-Nya. Tidak ada yang tersembunyi dari pandangan ilahi. Peringatan ini bukan sekadar teguran biasa, melainkan sebuah pengingat akan kekudusan Tuhan dan tuntutan-Nya akan kebenaran. Ketika suatu bangsa atau komunitas terus-menerus memelihara kejahatan, mereka tidak hanya merusak diri mereka sendiri, tetapi juga menempatkan diri mereka di bawah penghakiman ilahi.

Pesan untuk Masa Kini

Meskipun ayat ini ditulis ribuan tahun lalu untuk konteks umat Israel, pesannya tetap relevan hingga kini. Di zaman modern, kita juga sering kali menyaksikan maraknya kekerasan, korupsi, ketidakadilan, dan berbagai bentuk kebejatan dalam masyarakat. Kesenjangan sosial yang lebar, penindasan terhadap yang lemah, serta pola hidup yang mengabaikan nilai-nilai moral dan spiritual dapat diibaratkan sebagai "kolam kejahatan" yang terus mengalir dalam kehidupan banyak komunitas.

Pesan Yeremia 6:7 mengajak kita untuk secara jujur memeriksa kondisi diri kita, keluarga kita, dan masyarakat kita. Apakah kita telah menjadi sumber kebaikan dan kebenaran, atau justru menjadi penyebar kejahatan dan kerusakan? Apakah kita telah memelihara "penyakit" dosa dalam hidup kita yang menjauhkan kita dari Tuhan? Ayat ini merupakan panggilan untuk bertobat, memohon pengampunan, dan berusaha hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, agar kita tidak menjadi seperti kota Yerusalem yang pada akhirnya harus menerima konsekuensi dari kejahatannya.