"Maka demikianlah kata Rabsyake: Katakanlah kepada Hizkia: Beginilah kata Raja Asyur yang besar itu: Pengapakah kepercayaanmu ini?
Simbol kepercayaan dan keteguhan iman.
Ayat Yesaya 36:14 merupakan bagian dari narasi penting dalam Kitab Yesaya, yang menceritakan tentang bagaimana Raja Sanherib dari Asyur berusaha menakut-nakuti dan merendahkan Hizkia, raja Yehuda, serta rakyatnya. Dalam ayat ini, Rabsyake, seorang utusan Sanherib, berbicara dengan nada provokatif, menanyakan dengan sinis tentang dasar kepercayaan Hizkia terhadap Tuhan.
Kata-kata "Pengapakah kepercayaanmu ini?" adalah tantangan langsung terhadap iman Hizkia. Sang utusan Asyur mencoba menggoyahkan keyakinan bahwa Yehuda dapat bertahan melawan kekuatan militer Asyur yang tak tertandingi pada masa itu. Asyur adalah imperium yang dominan, dan banyak bangsa telah tunduk di bawah kekuasaannya. Rabsyake ingin Hizkia berpikir bahwa satu-satunya harapan adalah menyerah, bukan mengandalkan Tuhan yang ia klaim tidak berdaya.
Namun, pertanyaan ini justru menjadi titik tolak untuk merenungkan arti sebenarnya dari kepercayaan kepada Tuhan. Kepercayaan yang sejati bukanlah sesuatu yang bergantung pada kondisi duniawi yang terlihat, seperti kekuatan militer atau kekayaan materi. Sebaliknya, kepercayaan yang teguh berakar pada pemahaman akan karakter Tuhan, janji-janji-Nya, dan kedaulatan-Nya.
Dalam konteks sejarah ini, Hizkia telah membuat pilihan untuk beriman. Ia tidak sepenuhnya mengandalkan bantuan dari Mesir, meskipun itu adalah strategi umum pada masa itu. Sebaliknya, ia menguatkan diri dan rakyatnya, serta memohon pertolongan Tuhan. Jawaban Tuhan atas tantangan ini, yang tercatat dalam pasal-pasal berikutnya, menunjukkan bahwa kepercayaan kepada-Nya bukanlah kesia-siaan, melainkan sumber kekuatan dan keselamatan yang sesungguhnya. Tuhan sendiri yang akan membela Yerusalem, bukan karena Hizkia atau pasukannya, tetapi karena kesetiaan-Nya kepada umat-Nya dan nama-Nya sendiri.
Kisah ini memberikan pelajaran berharga bagi kita hari ini. Seringkali, kita dihadapkan pada situasi yang tampaknya mustahil, di mana kekhawatiran dan keraguan mencoba merenggut kedamaian hati kita. Seperti Rabsyake, dunia dapat mempertanyakan, "Mengapakah engkau percaya pada Tuhan? Lihatlah kenyataanmu!" Namun, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa kepercayaan yang tulus kepada-Nya bukan didasarkan pada apa yang kita lihat, melainkan pada siapa Dia. Tuhan adalah Mahakuasa, Mahasetia, dan berdaulat atas segala sesuatu. Janji-Nya adalah ya dan amin.
Marilah kita meneladani Hizkia dalam menghadapi tantangan hidup. Ketika keraguan datang, ingatlah kebesaran Tuhan. Pergumulkanlah iman kita dalam doa, dan percayalah bahwa Dia akan bertindak sesuai dengan kehendak dan waktu-Nya yang sempurna. Kepercayaan kepada Tuhan, bahkan di tengah badai, adalah jangkar yang kokoh yang akan menjaga kita tetap teguh. Jangan pernah biarkan suara keraguan dunia meredupkan keyakinan Anda pada Dia yang memegang kendali atas segalanya.