Yesaya 36:15

"Janganlah kamu mendengarkan Hizkia, supaya jangan ia menyesatkan kamu dengan berkata: TUHAN pasti akan menyelamatkan kita.

Peringatan dari Jubah Raja Asyur

Ayat Yesaya 36:15 ini merupakan bagian dari narasi yang mendokumentasikan peristiwa penting dalam sejarah Kerajaan Yehuda, yaitu ketika tentara Asyur di bawah pimpinan Sanherib mengepung Yerusalem. Pesan yang disampaikan oleh utusan Sanherib, Rabshakeh, kepada rakyat Yehuda adalah sebuah upaya intimidasi dan provokasi yang keji. Kata-kata ini diucapkan dengan tujuan untuk meruntuhkan iman dan keberanian umat Allah, serta mendorong mereka untuk menyerah tanpa syarat kepada kekuasaan Asyur.

Dalam konteks ini, Hizkia adalah raja Yehuda yang saleh dan mengandalkan Tuhan. Utusan Sanherib berusaha merusak kepercayaan rakyat terhadap kepemimpinan Hizkia dan, yang lebih penting, terhadap janji-janji Allah. Mereka mencoba menciptakan keraguan dengan menyoroti ketidakmampuan raja mereka sendiri untuk melawan kekuatan Asyur yang perkasa. Pesan tersebut secara eksplisit meminta agar rakyat tidak mendengarkan Hizkia, yang berarti tidak mendengarkan imbauannya untuk tetap percaya dan bertahan dalam pengharapan kepada Tuhan.

Jangan Dengarkan Kata-kata Palsu Yesaya 36:15

Ilustrasi: Pesan peringatan yang disampaikan melalui simbolisme warna yang menenangkan namun tegas.

Taktik Penyesatan dan Ujian Iman

Kata-kata "supaya jangan ia menyesatkan kamu" menunjukkan bahwa utusan Asyur memahami bahwa Hizkia berbicara tentang Allah yang benar dan berkuasa. Sebaliknya, mereka ingin rakyat percaya pada kekuatan militer Asyur sebagai satu-satunya kenyataan yang ada. Ini adalah taktik penyesatan yang klasik: menggunakan kebohongan dan manipulasi untuk merusak iman seseorang. Mereka tidak hanya menyerang fisik Yerusalem dengan kepungan, tetapi juga menyerang spiritualitas dan keyakinan penduduknya.

Penting untuk menyadari bahwa seringkali dalam kehidupan kita, kita akan menghadapi suara-suara yang mencoba menyesatkan kita. Suara-suara ini bisa datang dari berbagai sumber: pengaruh dunia, keraguan pribadi, atau bahkan dari orang lain yang memiliki niat buruk. Mereka mungkin menjanjikan kemudahan, kesuksesan instan, atau solusi yang tampak menarik, tetapi pada akhirnya akan menjauhkan kita dari kebenaran dan dari Tuhan.

Ayat ini menjadi pengingat yang kuat untuk tetap teguh pada Firman Tuhan dan pada ajaran-ajaran yang membangun iman kita. Kita perlu mengembangkan kemampuan untuk membedakan suara yang benar dari suara yang menyesatkan. Ini membutuhkan kebijaksanaan rohani, doa yang tekun, dan kemauan untuk terus belajar dan bertumbuh dalam pengenalan akan Allah. Kepercayaan kepada Tuhan, seperti yang diajarkan oleh Hizkia, adalah sumber kekuatan sejati yang tidak bisa dihancurkan oleh ancaman eksternal.

Dalam menghadapi kesulitan, seperti yang dialami oleh penduduk Yerusalem, godaan untuk beralih kepada solusi yang tampaknya lebih mudah atau lebih masuk akal secara duniawi seringkali sangat kuat. Namun, firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak terburu-buru mengikuti nasihat yang datang dari sumber yang tidak dapat dipercaya, terutama jika nasihat tersebut bertentangan dengan kehendak-Nya. Sebaliknya, kita dipanggil untuk mencari hikmat dan kekuatan dari Tuhan sendiri, yang tidak pernah mengecewakan mereka yang percaya kepada-Nya.