Yesaya 37:36

Maka keluarlah malaikat TUHAN, dan membunuh seratus delapan puluh lima ribu orang di perkemahan Asyur. Ketika orang [lain] bangun keesokan paginya, lihatlah, semuanya orang mati itu.

Asyur

Konteks Historis dan Makna

Ayat Yesaya 37:36 mencatat salah satu peristiwa paling dramatis dalam sejarah Israel kuno, yaitu campur tangan ilahi yang menyelamatkan Yerusalem dari kehancuran total oleh tentara Asyur. Pada masa itu, Raja Sanherib dari Asyur telah menguasai banyak kota di Yehuda dan mengepung Yerusalem. Pasukan Asyur digambarkan sebagai kekuatan yang tak terbendung, yang membuat Raja Hizkia dan seluruh rakyat Yehuda diliputi ketakutan dan keputusasaan.

Dalam situasi genting inilah, Nabi Yesaya menyampaikan firman Tuhan yang menjanjikan pertolongan. Ayat ini menjadi bukti nyata dari janji tersebut, di mana Tuhan mengirimkan malaikat-Nya untuk membinasakan seratus delapan puluh lima ribu prajurit Asyur dalam satu malam. Peristiwa ini bukan hanya merupakan kemenangan militer yang luar biasa, tetapi juga merupakan demonstrasi kekuasaan Tuhan yang tak tertandingi atas segala bangsa dan kekuatan dunia.

Pesan Kepercayaan dan Kedaulatan Ilahi

Kisah dalam Yesaya 37:36 mengajarkan sebuah pelajaran fundamental tentang kepercayaan kepada Tuhan, terutama di tengah kesulitan yang tampaknya tak teratasi. Raja Hizkia, alih-alih mengandalkan kekuatan militernya sendiri atau mencari sekutu duniawi, memilih untuk berseru kepada Tuhan dan mendengarkan firman-Nya melalui Nabi Yesaya. Respons Tuhan yang begitu dahsyat menekankan bahwa kedaulatan tertinggi berada di tangan-Nya.

Peristiwa ini menggarisbawahi sifat Allah yang pelindung bagi umat-Nya. Ketika umat-Nya berseru dalam keputusasaan dan berserah kepada-Nya, Dia sanggup bertindak dengan cara yang melampaui pemahaman manusia. Malaikat TUHAN yang bertindak sebagai agen penghakiman ini menunjukkan bahwa surga memiliki kuasa untuk campur tangan dalam urusan duniawi dan membela yang benar.

Bagi para pembaca modern, ayat ini terus relevan sebagai pengingat akan kekuatan doa, pentingnya iman, dan jaminan bahwa Tuhan peduli terhadap penderitaan umat-Nya. Ini adalah narasi tentang bagaimana keteguhan iman dan penyerahan diri kepada kehendak Ilahi dapat menghasilkan keselamatan dan kemenangan, bahkan ketika segala harapan tampak telah pupus. Peristiwa ini menjadi penanda penting dalam sejarah bangsa Israel, memperkuat keyakinan mereka akan perjanjian Tuhan dan kekuasaan-Nya yang abadi.