Yesaya 51:23

"Dan Aku akan meletakkannya di tangan orang-orang yang menyiksamu, yang berkata kepada engkau: 'Tunduklah, supaya kami dapat menginjak engkau,' dan yang telah menyuruh tubuhmu tergeletak di tanah, bagimu dan bagi orang-orang yang melintas."
Simbol Harapan dan Kekuatan Ilahi TUHAN

Ayat ini dari Kitab Yesaya, pasal 51 ayat 23, berbicara tentang sebuah janji ilahi yang penuh kekuatan dan pengharapan. Dalam konteksnya, bangsa Israel seringkali mengalami masa-masa sulit, penindasan, dan perlakuan kejam dari bangsa-bangsa lain. Mereka dipermalukan, direndahkan, dan diinjak-injak seolah-olah mereka tidak berharga lagi. Ayat ini muncul di tengah-tengah seruan Tuhan kepada umat-Nya untuk bangkit, mengerti, dan tidak lagi gentar menghadapi kesulitan.

Tuhan menyatakan bahwa Dia akan mengambil cawan yang berisi hukuman dan kemarahan dari tangan bangsa-bangsa yang telah menyiksa umat-Nya. Cawan ini, yang selama ini ditenggak oleh umat Tuhan, kini akan diberikan kepada mereka yang telah menyebabkan penderitaan itu. Ini adalah gambaran yang sangat kuat tentang keadilan ilahi yang akan datang. Penindas akan menuai apa yang mereka tabur.

Kata-kata "tunduklah, supaya kami dapat menginjak engkau" menggambarkan betapa mengerikannya perlakuan yang diterima oleh umat Tuhan. Mereka tidak hanya ditindas, tetapi juga diperlakukan dengan hina. Tubuh mereka dibuat tergeletak di tanah, sebuah simbol kekalahan total dan kehancuran. Namun, di tengah gambaran suram ini, janji Tuhan hadir sebagai mercusuar harapan.

Janji ini bukan sekadar retorika kosong. Ini adalah deklarasi otoritas dan kedaulatan Tuhan atas segala bangsa dan sejarah. Tuhan tidak melupakan penderitaan umat-Nya, dan Dia tidak akan membiarkan ketidakadilan berlangsung selamanya. Dia adalah Tuhan yang adil, yang akan memulihkan martabat mereka yang direndahkan dan menghukum mereka yang berbuat keji.

Bagi kita yang hidup di masa kini, ayat ini mengingatkan bahwa Tuhan melihat setiap kesewenang-wenangan dan ketidakadilan yang terjadi di dunia. Meskipun terkadang kita merasa lemah dan tak berdaya menghadapi penindasan, janji Tuhan bahwa Dia akan membalikkan keadaan memberikan kekuatan. Penindas pada akhirnya akan menghadapi konsekuensi dari perbuatan mereka. Tuhan akan menegakkan keadilan-Nya.

Lebih dari sekadar penghukuman bagi penindas, ayat ini juga merupakan janji pemulihan bagi yang tertindas. Tuhan akan mengangkat mereka yang telah direndahkan, memberikan mereka kekuatan baru, dan memulihkan kehormatan mereka. Ini adalah pengingat bahwa di dalam Tuhan, ada harapan bahkan di saat-saat tergelap sekalipun. Kita dipanggil untuk berpegang teguh pada janji-Nya, percaya bahwa keadilan akan datang dan pemulihan akan terjadi.