Ayat yang kita renungkan hari ini, Yesaya 59:18, berbicara tentang sifat adil dan murka Tuhan yang pasti akan dinyatakan kepada mereka yang berbuat jahat. Frasa "Aku akan membalas kejahatan mereka sesuai perbuatan mereka" menekankan keadilan ilahi yang sempurna. Tuhan melihat segala sesuatu, tidak ada satupun perbuatan manusia yang luput dari pandangan-Nya. Setiap tindakan, baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi, akan diperhitungkan.
Keadilan Tuhan bukanlah keadilan yang picik atau penuh kebencian. Sebaliknya, itu adalah manifestasi dari kekudusan-Nya. Tuhan adalah kudus, dan karena itu Ia tidak dapat mentolerir dosa dan kejahatan. Ketika kejahatan merajalela, ketika ketidakadilan menjadi norma, Tuhan menyatakan murka-Nya bukan karena Ia menikmati kehancuran, tetapi karena Ia membenci kejahatan yang merusak ciptaan-Nya dan menjauhkan manusia dari-Nya. Murka-Nya adalah respons yang adil terhadap pemberontakan dan pelanggaran terhadap hukum-hukum-Nya yang sempurna.
Ayat ini juga menunjukkan jangkauan dari keadilan Tuhan, "Kepada pulau-pulau jauh Aku akan membalas." Ini menegaskan bahwa tidak ada tempat di bumi ini yang dapat menyembunyikan diri dari pengawasan dan penghakiman Tuhan. Keadilan-Nya bersifat universal, menjangkau seluruh umat manusia dan segala penjuru dunia. Bagi mereka yang bertekun dalam kejahatan, bahkan di tempat yang paling terpencil sekalipun, pembalasan Tuhan akan tetap berlaku.
Namun, dalam konteks yang lebih luas dalam kitab Yesaya, ayat ini juga sering dilihat sebagai bagian dari persiapan untuk kedatangan Mesias. Keadilan dan murka Tuhan yang dinyatakan ini akan menemukan penyelesaiannya dalam penebusan yang ditawarkan oleh Yesus Kristus. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus menanggung murka Allah yang seharusnya menimpa kita atas dosa-dosa kita. Ia menjadi jembatan antara keadilan Tuhan yang menuntut hukuman dan kasih-Nya yang menawarkan pengampunan.
Oleh karena itu, firman Tuhan ini seharusnya mendorong kita untuk hidup dalam kekudusan dan kebenaran. Menyadari bahwa Tuhan melihat segalanya dan akan menghakimi setiap perbuatan, seharusnya memotivasi kita untuk meninggalkan jalan kejahatan dan merangkul jalan keadilan. Tetapi yang terpenting, kita diingatkan akan kebutuhan kita akan penebusan. Kita tidak dapat membenarkan diri kita sendiri di hadapan Tuhan yang kudus. Syukurlah, melalui iman kepada Yesus Kristus, kita dapat menerima pengampunan dosa dan dibenarkan, sehingga kita tidak lagi menghadapi murka-Nya tetapi menerima anugerah-Nya yang melimpah. Keadilan Tuhan yang ditegakkan melalui Kristus adalah sumber pengharapan terbesar bagi umat manusia.