Ayat Yesaya 66:5 merupakan sebuah janji pengharapan yang kuat dari Tuhan bagi umat-Nya yang setia, terutama mereka yang mungkin sedang mengalami penolakan atau pengucilan karena ketaatan mereka kepada firman-Nya. Dalam konteks sejarahnya, nabi Yesaya seringkali menyampaikan pesan-pesan penghiburan dan pemulihan bagi bangsa Israel yang telah mengalami pembuangan dan penderitaan. Ayat ini secara khusus menyoroti kontras antara perlakuan yang diterima oleh umat Tuhan dari orang-orang yang menentang-Nya, dan kelepasan serta kemuliaan yang akan dianugerahkan Tuhan kepada umat-Nya.
Penolakan dan pengucilan seringkali menjadi bagian dari perjalanan iman. Ketika seseorang memutuskan untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip ilahi, ada kalanya hal tersebut bertentangan dengan norma atau nilai-nilai masyarakat yang ada. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, bahkan permusuhan dari orang-orang di sekitarnya. "Saudara-saudaramu yang membenci kamu dan mengucilkan kamu karena nama-Ku," dapat diartikan bukan hanya secara harfiah sebagai saudara kandung, tetapi juga sebagai sesama umat atau kelompok yang seharusnya mendukung, namun justru berbalik menentang karena komitmen seseorang kepada Tuhan.
Namun, Firman Tuhan dalam ayat ini memberikan kepastian. Tuhan melihat dan mengetahui segala bentuk ketidakadilan yang dialami umat-Nya. Dia tidak membiarkan penderitaan itu tanpa arti. Janji "TUHAN akan memuliakan nama-Nya, sehingga kamu bersukacita, sedang mereka akan mendapat malu" adalah pernyataan kuasa dan keadilan ilahi. Kemuliaan Tuhan adalah tujuan akhir dari segala rencana-Nya. Ketika Tuhan memuliakan diri-Nya melalui pemulihan dan pembelaan terhadap umat-Nya, itu adalah tanda bahwa kebenaran dan keadilan-Nya terungkap.
Bagi orang percaya, ayat ini menjadi sumber kekuatan dan ketekunan. Ketika menghadapi tantangan atau kesulitan karena kesaksian iman, kita diingatkan bahwa Tuhan berdaulat dan akan bertindak. Rasa malu yang akan menimpa mereka yang menindas atau menolak umat Tuhan adalah konsekuensi dari penolakan mereka terhadap kehendak ilahi. Sebaliknya, umat Tuhan akan mengalami sukacita yang mendalam. Sukacita ini bukan sekadar kebahagiaan sementara, melainkan kebahagiaan yang bersumber dari kehadiran Tuhan, pengampunan-Nya, dan kepastian akan masa depan yang mulia bersama-Nya.
Intinya, Yesaya 66:5 adalah pengingat bahwa kesetiaan kepada Tuhan akan selalu dihargai. Perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan karena kasih kepada Tuhan tidak akan sia-sia. Tuhan adalah pembela orang yang lemah dan tertindas. Dia akan membawa keadilan dan pemulihan bagi mereka yang terus berpegang teguh pada-Nya, bahkan ketika dunia menentang mereka. Ini adalah janji tentang kemenangan akhir kebaikan atas kejahatan, dan kemuliaan Tuhan yang akan diperlihatkan melalui umat-Nya.