Memahami Gelap dan Terang dalam Kehidupan
Ayat Yohanes 11:10 menyajikan sebuah perumpamaan sederhana namun mendalam. Yesus menggunakan gambaran berjalan dalam kegelapan dan tersandung karena tidak adanya terang. Perumpamaan ini dapat diartikan dalam berbagai lapisan makna, terutama dalam konteks spiritual dan kehidupan sehari-hari. Kegelapan di sini melambangkan ketidakpastian, kebodohan, dosa, atau ketidaktahuan akan kebenaran ilahi. Sebaliknya, terang melambangkan pengetahuan, kebenaran, hikmat, dan kehadiran Tuhan.
Ketika seseorang berjalan dalam kegelapan, ia kehilangan arah. Setiap langkah menjadi berisiko, karena ia tidak dapat melihat bahaya yang mungkin mengintai di depannya. Inilah yang terjadi ketika seseorang hidup tanpa tuntunan ilahi atau tanpa pemahaman yang benar tentang kehendak Tuhan. Mereka mungkin merasa bergerak maju, tetapi sebenarnya mereka bisa saja tersandung pada kesalahan fatal, jatuh ke dalam jurang keputusasaan, atau terperosok dalam kebinasaan spiritual. Ayat ini mengingatkan kita bahwa tanpa terang, eksistensi kita rentan dan penuh ketidakpastian.
Yesus Kristus seringkali menyebut diri-Nya sebagai "terang dunia" (Yohanes 8:12). Dengan datangnya Yesus ke dunia, terang ilahi ditawarkan kepada seluruh umat manusia. Melalui ajaran-Nya, teladan-Nya, dan pengorbanan-Nya, Yesus menerangi jalan menuju keselamatan dan pemahaman yang benar tentang Tuhan. Barang siapa mengikuti Dia, tidak akan berjalan dalam kegelapan melainkan akan beroleh terang hidup. Ini berarti hidup yang penuh makna, tujuan yang jelas, dan kepastian akan masa depan yang kekal.
Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini juga relevan dalam pengambilan keputusan. Tanpa kebijaksanaan dan pemahaman yang mendalam, keputusan yang diambil bisa jadi menyesatkan. Kita mungkin merasa yakin dengan pilihan kita, namun jika keputusan itu tidak didasarkan pada prinsip-prinsip kebenaran dan hikmat ilahi, kita berisiko tersandung. Kebijaksanaan sejati datang dari sumber yang terang, yaitu dari Tuhan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mencari terang ilahi melalui doa, pembacaan firman Tuhan, dan persekutuan dengan sesama orang percaya.
Ketergantungan pada terang bukan berarti kita pasif. Sebaliknya, ketika kita telah menerima terang, kita dipanggil untuk berjalan di dalamnya. Ini adalah sebuah tindakan ketaatan dan kepercayaan. Mengikuti Yesus berarti menerima terang-Nya sebagai panduan dalam setiap aspek kehidupan kita, dari hal-hal terkecil hingga keputusan-keputusan terbesar. Dengan demikian, kita tidak akan lagi tersandung dalam kegelapan, melainkan dapat berjalan dengan pasti menuju tujuan akhir yang telah ditetapkan oleh Sang Terang itu sendiri. Yohanes 11:10 adalah pengingat yang kuat tentang kebutuhan fundamental kita akan terang, dan tawaran kebaikan Tuhan untuk menyediakannya bagi kita.