"Sesungguhnya, Engkau adalah Anak Allah, yang akan datang ke dalam dunia."
Alt text: Ilustrasi SVG bergaya minimalis dengan gradien warna biru langit cerah, menampilkan siluet perbukitan lembut dan sinar matahari terbit, melambangkan harapan dan datangnya terang.
Ayat Yohanes 11:18 mengingatkan kita pada momen krusial dalam narasi Injil, yaitu saat Yesus tiba di Betania untuk mengunjungi Lazarus yang telah meninggal. Dalam konteks kesedihan mendalam yang melanda Maria dan Marta, pengakuan yang diungkapkan oleh Marta kepada Yesus sungguh sarat makna. Ia berkata, "Ya Tuhan, aku tahu, bahwa Engkau adalah Mesias, Anak Allah, yang akan datang ke dunia." Kalimat ini bukan sekadar ungkapan kesedihan atau harapan, melainkan sebuah pengakuan iman yang teguh di tengah keputusasaan.
Pernyataan Marta ini muncul setelah ia menyaksikan bagaimana Yesus mengundang dirinya untuk percaya bahwa "sesungguhnya, akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati." Pengajaran Yesus ini menggali lebih dalam arti kematian dan kehidupan. Bagi Marta dan banyak orang pada masa itu, kematian adalah akhir segalanya. Namun, Yesus menawarkan perspektif baru: bahwa melalui Dia, kematian bukanlah batas akhir, melainkan sebuah transisi menuju kehidupan abadi. Pengakuan Marta mencerminkan pemahaman awal tentang identitas ilahi Yesus, bahwa Dia bukanlah sekadar seorang nabi atau penyembuh biasa, melainkan Sang Mesias yang dinanti-nantikan, yang memiliki kuasa atas kehidupan dan kematian.
Kisah ini mengajarkan kita banyak hal tentang iman di tengah cobaan. Marta dan Maria berada dalam penderitaan yang luar biasa, kehilangan orang yang mereka cintai. Namun, di tengah kesedihan itu, Yesus hadir untuk membangkitkan iman mereka. Pengakuan Marta menjadi titik balik dalam ceritanya, membukakan hatinya untuk menerima keajaiban yang akan dilakukan Yesus. Ini mengingatkan kita bahwa bahkan ketika situasi terasa paling gelap, iman kepada Kristus dapat membawa kita melalui badai. Kebangkitan Lazarus yang kemudian terjadi adalah bukti nyata dari kuasa Yesus sebagai Anak Allah, yang mampu mengalahkan maut.
Merenungkan Yohanes 11:18 membawa kita pada kesadaran akan kasih dan kuasa ilahi yang ditawarkan Yesus kepada setiap orang. Pengakuan Marta adalah pengakuan yang berani, didasarkan pada apa yang telah ia lihat dan dengar dari Yesus. Ia mempercayai janji-Nya tentang kebangkitan dan kehidupan, bahkan sebelum ia menyaksikannya secara langsung. Pesan ini terus bergema hingga kini, mengundang kita untuk menempatkan iman kita pada Yesus, Sang Anak Allah yang datang ke dunia, bukan hanya untuk memberikan pengharapan di masa kini, tetapi juga untuk menjanjikan kehidupan kekal bagi mereka yang percaya.