Yohanes 11:29

"Ketika Yesus mendengarnya, Ia berkata, "Jangan takut, percaya saja, dan ia akan sembuh."

Shalom

Memahami Kekuatan Iman dan Harapan

Kutipan dari Injil Yohanes 11:29, "Jangan takut, percaya saja, dan ia akan sembuh," merupakan salah satu pernyataan Yesus yang paling menghibur dan membangkitkan semangat. Ayat ini terucap di tengah-tengah situasi yang penuh kesedihan dan keputusasaan, yaitu ketika Lazarus, sahabat Yesus, telah meninggal dunia. Marta, saudara perempuan Lazarus, datang menemui Yesus dengan hati yang berat, mengungkapkan keyakinannya bahwa jika saja Yesus ada di sana, Lazarus tidak akan mati. Namun, di tengah duka tersebut, Yesus memberikan sebuah pengingat yang mendalam tentang kuasa dan kehendak-Nya.

Perintah "Jangan takut" bukan sekadar himbauan untuk menenangkan diri. Ini adalah penegasan dari Yesus bahwa kehadiran-Nya sendiri adalah sumber kekuatan yang mengatasi segala ketakutan. Ketakutan seringkali lahir dari ketidakpastian, kehilangan kendali, dan bayangan masa depan yang suram. Namun, Yesus hadir untuk menggantikan ketakutan itu dengan kedamaian. Ia mengajak kita untuk mengalihkan pandangan dari situasi yang mengerikan kepada Dia yang memegang kendali atas segalanya.

Selanjutnya, Yesus menambahkan, "percaya saja." Kata "percaya" di sini bukan sekadar keyakinan intelektual, melainkan penyerahan diri sepenuhnya, keyakinan yang mendalam pada karakter dan janji Yesus. Ini adalah iman yang bertindak, iman yang tidak goyah oleh keadaan fisik atau logika manusia. Dalam konteks Lazarus, keyakinan Marta pada Yesus sedang diuji. Yesus ingin melihat apakah Marta dapat melepaskan kesedihannya dan memegang teguh imannya pada identitas Yesus sebagai kebangkitan dan kehidupan.

"Dan ia akan sembuh" adalah janji yang pasti. Kesembuhan yang dimaksud di sini melampaui sekadar pemulihan dari penyakit fisik. Dalam konteks kebangkitan Lazarus, kesembuhan ini adalah kemenangan atas kematian itu sendiri. Yesus menunjukkan bahwa Dia memiliki kuasa atas maut. Pernyataan ini memberikan harapan yang tak terbatas, bahwa bagi mereka yang percaya, tidak ada batasan bagi kuasa Allah. Bahkan dalam situasi yang paling gelap, ketika kematian tampak sebagai akhir yang tak terhindarkan, Yesus menawarkan jalan keluar yang mulia.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa iman bukanlah tentang meniadakan masalah, melainkan tentang mengalaminya dengan kehadiran Tuhan. Ketika kita dihadapkan pada tantangan hidup yang berat, seringkali kita merasa takut dan putus asa. Namun, Yohanes 11:29 mengingatkan kita akan sumber kekuatan sejati. Dengan menjauhkan rasa takut, memperkuat iman kita kepada Yesus Kristus, dan percaya pada janji-Nya, kita dapat menemukan kedamaian dan harapan, bahkan di tengah badai kehidupan. Kehidupan yang sembuh, dalam arti yang paling hakiki, adalah kehidupan yang bersandar pada Dia yang adalah sumber kehidupan itu sendiri.