Yohanes 7:35

"Kata orang Yahudi di antara mereka: "Ke manakah Ia akan pergi, sehingga kita tidak dapat menemukan Dia? Akankah Ia pergi ke perantauan di antara orang Yunani, dan mengajar orang Yunani?"

Yohanes 7:35

Ayat Yohanes 7:35 mencatat sebuah momen menarik dalam pelayanan Yesus, di mana para pemimpin agama Yahudi menyampaikan kebingungan dan ketidakpercayaan mereka mengenai kemana Yesus akan pergi. Pertanyaan mereka, "Ke manakah Ia akan pergi, sehingga kita tidak dapat menemukan Dia? Akankah Ia pergi ke perantauan di antara orang Yunani, dan mengajar orang Yunani?", mengungkapkan beberapa hal penting tentang pandangan dunia mereka saat itu.

Pertama, ini menunjukkan kesalahpahaman mereka tentang misi Yesus. Mereka masih memandang Yesus sebagai seorang tokoh yang beroperasi dalam batasan-batasan geografis dan etnis yang sempit. Bagi mereka, pengaruh Yesus terbatas pada kalangan orang Yahudi di tanah Israel. Gagasan bahwa Yesus akan menjangkau atau bahkan mengajarkan orang-orang non-Yahudi (dalam konteks ini, orang Yunani yang dianggap kafir) terasa asing dan bahkan mengejutkan.

Kedua, ayat ini menyiratkan semacam keputusasaan atau frustrasi dari pihak penanya. Mereka merasa kesulitan untuk memahami arah pergerakan Yesus dan tujuan-Nya. Ini bisa jadi karena Yesus seringkali bergerak secara tidak terduga, atau karena ajaran-Nya yang melampaui ekspektasi mereka. Kegelisahan mereka menunjukkan bahwa mereka merasa kehilangan kendali atas narasi dan kehadiran Yesus.

Lebih dari sekadar keraguan, Yohanes 7:35 sebenarnya menjadi petunjuk tersirat akan kedalaman dan keluasan rencana ilahi. Yesus tidak datang hanya untuk satu kelompok etnis atau satu wilayah saja. Misi-Nya jauh melampaui batas-batas duniawi. Di kemudian hari, para pengikut Yesus akan memahami bahwa ajaran dan keselamatan yang dibawa oleh Kristus adalah untuk seluruh dunia, tanpa memandang latar belakang suku, bangsa, atau budaya.

Konteks yang lebih luas dalam Injil Yohanes, khususnya dalam percakapan Yesus dengan perempuan Samaria di pasal 4, telah menunjukkan bahwa Yesus memang memiliki visi yang inklusif. Dia mengajarkan bahwa penyembahan sejati tidak terikat pada lokasi tertentu, melainkan dapat dilakukan dalam roh dan kebenaran di mana saja. Ayat 7:35 ini, meskipun diucapkan oleh mereka yang belum memahami, justru menjadi pengingat akan universalitas pesan Kristus.

Ketika kita merenungkan Yohanes 7:35, kita diingatkan bahwa sumber kehidupan ilahi yang ditawarkan Yesus tidak dapat dibatasi oleh prasangka manusia, tembok pemisah, atau pandangan sempit. Seperti sumber air yang mengalir, kebenaran dan kasih Kristus dimaksudkan untuk menjangkau setiap hati, di mana pun mereka berada. Pertanyaan para pemimpin Yahudi tersebut, tanpa mereka sadari, justru membuka pintu bagi pemahaman yang lebih luas tentang Juru Selamat yang datang untuk menebus seluruh umat manusia.