Yosua 22:22 - Tuhan Adalah Tuhan

"Allah semesta alam, Allah semesta alam, Dialah yang tahu, dan Israel akan mengetahuinya! Jika kami berbuat durhaka atau berlaku curang terhadap TUHAN, janganlah Engkau menyelamatkan kami pada hari ini."

Ayat Yosua 22:22 merupakan sebuah deklarasi iman yang sangat kuat, diucapkan oleh para pemimpin suku Lewi, dan di hadapan seluruh umat Israel. Pernyataan ini timbul sebagai respons terhadap tuduhan yang dilontarkan oleh suku-suku di seberang Sungai Yordan yang membangun mezbah besar. Ketakutan muncul di hati suku-suku lain, khawatir bahwa pembangunan mezbah tersebut adalah tanda pemberontakan terhadap TUHAN dan penyembahan berhala, yang tentunya akan mendatangkan murka ilahi atas seluruh bangsa Israel.

Dalam konteks ini, para pemimpin tersebut tidak hanya ingin membela diri, tetapi juga menegaskan kembali kebenaran dan kesetiaan mereka kepada satu-satunya Allah yang mereka sembah. Kalimat "Allah semesta alam, Allah semesta alam, Dialah yang tahu" menekankan pengakuan akan kedaulatan dan pengetahuan ilahi yang mutlak. TUHAN adalah pencipta segala sesuatu, penguasa alam semesta, dan Dia mengetahui segala niat hati serta tindakan setiap manusia. Pengetahuan-Nya melampaui pemahaman manusia, dan tidak ada yang tersembunyi dari pandangan-Nya.

Mereka kemudian melanjutkan dengan menyatakan, "dan Israel akan mengetahuinya!" Ini bukanlah sekadar pernyataan harapan, melainkan sebuah seruan yang penuh keyakinan. Israel sebagai umat pilihan akan dibuktikan kebenarannya di hadapan Allah. TUHAN sendiri yang akan menjadi saksi kebenaran mereka. Pengakuan ini juga menyiratkan adanya keyakinan bahwa Allah akan bertindak sesuai dengan kebenaran, meneguhkan mereka yang setia dan menghakimi mereka yang sesat.

Bagian terakhir dari pernyataan tersebut, "Jika kami berbuat durhaka atau berlaku curang terhadap TUHAN, janganlah Engkau menyelamatkan kami pada hari ini," adalah sebuah sumpah yang sangat serius. Ini menunjukkan pemahaman mendalam tentang konsekuensi dosa dan kesadaran akan pentingnya ketaatan total kepada TUHAN. Mereka siap untuk menanggung segala akibat jika ternyata tindakan mereka bukan untuk kemuliaan Allah, melainkan untuk kesesatan. Ini adalah bentuk pertanggungjawaban rohani yang tinggi, di mana mereka berserah kepada penghakiman ilahi.

Kutipan Yosua 22:22 ini mengajarkan kita tentang pentingnya kejujuran, integritas, dan pengakuan akan kedaulatan Allah dalam segala aspek kehidupan. Di tengah keraguan dan tuduhan yang mungkin muncul, penegasan iman kepada Allah semesta alam menjadi jangkar yang kokoh. Kita dipanggil untuk hidup sedemikian rupa sehingga tindakan kita tidak menimbulkan kesalahpahaman yang mendukakan hati sesama, dan yang lebih penting lagi, tidak mendukakan hati Sang Pencipta. Kepercayaan bahwa Allah mengetahui segala sesuatu seharusnya memotivasi kita untuk selalu berjalan dalam kebenaran dan kesetiaan.