"Tetapi seperti yang kamu tahu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa tidak ada satu pun dari segala firman baik daripada TUHAN, Allahmu, yang telah dijanjikan kepadamu itu yang tidak terpenuhi. Semuanya telah terpenuhi bagimu, tidak ada satu pun yang tidak terpenuhi."
Ayat Yosua 23:15 adalah sebuah pernyataan yang kuat dari Yosua kepada bangsa Israel sebelum ia meninggal. Dalam momen-momen terakhir kepemimpinannya, Yosua mengingatkan mereka tentang janji-janji Tuhan yang telah digenapi. Ia menegaskan bahwa Tuhan, Allah mereka, adalah setia dan tidak pernah mengingkari firman-Nya. Setiap janji yang telah diucapkan kepada mereka, mulai dari pembebasan dari perbudakan di Mesir hingga pemberian tanah perjanjian, semuanya telah terwujud.
Kutipan ini bukan sekadar pengingat sejarah, tetapi sebuah landasan teologis yang penting. Yosua menekankan kedaulatan dan kesetiaan Tuhan dalam mengatur sejarah umat-Nya. Ia ingin bangsa Israel memahami bahwa keberhasilan mereka dalam menduduki tanah Kanaan bukan semata-mata karena kekuatan atau kecakapan mereka sendiri, melainkan karena kehadiran dan campur tangan Tuhan yang setia pada perjanjian-Nya.
Namun, ayat ini juga mengandung nada peringatan yang serius. Setelah menegaskan penggenapan janji-janji Tuhan, Yosua melanjutkan dengan peringatan tentang konsekuensi ketidaktaatan. Ia mengatakan, "Tetapi seperti halnya kamu tahu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa tidak ada satu pun dari segala firman baik daripada TUHAN, Allahmu, yang telah dijanjikan kepadamu itu yang tidak terpenuhi. Maka sekarang, seperti semua firman baik itu sudah ditepati TUHAN, Allahmu, terhadap kamu, demikianlah TUHAN akan mendatangkan juga ke atas kamu segala firman jahat, sampai kamu binasa dari tanah yang baik ini yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, apabila kamu melanggar perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan kepadamu..." (Yosua 23:15-16).
Pesan ini memiliki dualitas yang sangat penting. Di satu sisi, kita diyakinkan oleh kesetiaan Tuhan yang tak tergoyahkan. Di sisi lain, kita diperingatkan untuk tidak menganggap remeh anugerah dan perjanjian tersebut. Ketidaktaatan dan pengabaian terhadap firman Tuhan akan membawa konsekuensi yang serius, bahkan dapat mengakibatkan hilangnya berkat dan pemeliharaan Tuhan.
Bagi umat percaya hari ini, Yosua 23:15 adalah sumber penghiburan dan dorongan. Ini mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah Allah yang setia pada janji-janji-Nya, sebagaimana Ia telah menebus kita melalui Kristus. Namun, ayat ini juga berfungsi sebagai panggilan untuk hidup dalam ketaatan, menghargai anugerah yang telah diberikan, dan menghindari jalan-jalan yang menjauhkan kita dari hadirat-Nya. Kesetiaan Tuhan adalah jaminan, tetapi kesetiaan kita sebagai respons terhadap-Nya adalah sebuah keharusan.