"Lihatlah, tabut perjanjian Tuhan, Tuhan seluruh bumi, akan berjalan mendahului kamu masuk ke sungai Yordan."
Jalan menuju Kanaan dimulai dengan iman yang menyeberangi batas.
Kisah bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan adalah momen krusial dalam sejarah mereka. Setelah 40 tahun mengembara di padang gurun, mereka akhirnya berdiri di ambang tanah perjanjian yang dijanjikan oleh Tuhan kepada nenek moyang mereka. Namun, jalan di depan tidaklah mudah. Sungai Yordan, yang pada waktu itu sedang meluap karena hujan musim semi, menjadi penghalang alamiah yang tampak mustahil untuk dilewati.
Dalam situasi inilah Yosua, sebagai pemimpin baru setelah Musa, menerima firman Tuhan yang tercatat dalam Yosua 3:11. Ayat ini bukan sekadar pengumuman, melainkan sebuah janji yang menggetarkan sekaligus memberikan instruksi. Tuhan menegaskan bahwa Dialah yang memimpin mereka. Keberadaan-Nya, yang diwakili oleh Tabut Perjanjian, akan berjalan di depan umat-Nya. Ini menunjukkan bahwa kemajuan mereka bukan karena kekuatan atau strategi mereka sendiri, melainkan karena penyertaan dan kuasa ilahi.
Tabut Perjanjian memiliki makna spiritual yang sangat dalam bagi bangsa Israel. Di dalamnya tersimpan loh-loh batu Sepuluh Perintah Allah, lambang perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya. Keberadaan tabut ini berarti kehadiran Tuhan yang nyata di tengah-tengah mereka. Ketika firman Tuhan berkata bahwa Tabut Perjanjian akan berjalan mendahului mereka, ini adalah cara Tuhan meyakinkan mereka bahwa mereka tidak akan menghadapi tantangan sendirian.
Perintah untuk mengikutinya dari kejauhan menunjukkan perlunya kesabaran dan kepercayaan. Mereka harus memberikan ruang bagi Tuhan untuk bekerja. Bukan dengan kekuatan fisik, tetapi dengan iman, mereka akan melihat mukjizat terjadi. Sungai Yordan yang meluap akan berhenti mengalir, dan tanah kering akan muncul sebagai jalan bagi mereka untuk menyeberang. Ini adalah gambaran tentang bagaimana Tuhan seringkali bekerja dalam kehidupan kita; Ia meminta kita untuk mengambil langkah iman, dan Ia akan membuka jalan yang tidak terduga.
Ayat Yosua 3:11 membawa pesan yang relevan bagi setiap zaman. Dalam menghadapi rintangan hidup, baik itu tantangan pribadi, keluarga, atau profesional, kita sering merasa kewalahan seperti bangsa Israel di tepi Yordan. Namun, firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Ia selalu siap memimpin dan menyediakan jalan.
Kuncinya adalah memiliki iman yang teguh. Kepercayaan kepada Tuhan dan firman-Nya akan memampukan kita untuk melangkah maju, meskipun keadaan terlihat mustahil. Ketika kita menempatkan Tuhan di depan, mengikuti pimpinan-Nya dengan sabar dan taat, kita akan melihat kuasa-Nya bekerja. Sungai-sungai kehidupan yang tampaknya tidak bisa dilalui akan surut, dan jalan baru akan terbuka. Yosua 3:11 mengajarkan kita bahwa dengan Tuhan sebagai penuntun, tidak ada tantangan yang terlalu besar dan setiap langkah iman akan membawa kita lebih dekat pada janji-janji-Nya. Perjalanan menuju tanah perjanjian dimulai dengan satu langkah percaya.