Yosua 4:1

"Setelah seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan, TUHAN berfirman kepada Yosua: 'Ambillah dua belas orang dari suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku."
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Ayat Yosua 4:1 menandai sebuah momen krusial dalam sejarah bangsa Israel. Setelah bertahun-tahun mengembara di padang gurun, mereka akhirnya tiba di Tanah Perjanjian, siap untuk menyeberangi Sungai Yordan. Perintah yang diberikan kepada Yosua, yaitu mengambil dua belas orang dari suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku, bukanlah sekadar formalitas. Ini adalah sebuah instruksi ilahi yang sarat makna, bertujuan untuk mengabadikan sebuah peristiwa monumental dalam ingatan kolektif bangsa itu.

Penyeberangan Sungai Yordan di bawah pimpinan Yosua adalah keajaiban yang dahsyat. Air sungai Yordan, yang biasanya mengalir deras, berhenti mengalir pada saat umat Allah mulai melangkah masuk ke dalamnya. Keajaiban ini memberikan jalan kering bagi seluruh bangsa untuk menyeberang. Peristiwa ini sama signifikannya dengan penyeberangan Laut Merah sebelumnya, yang membebaskan mereka dari perbudakan Mesir. Kali ini, penyeberangan Yordan menjadi simbol masuknya umat Allah ke dalam tanah yang dijanjikan, tanah yang melimpah susu dan madu.

Perintah untuk mengambil dua belas batu peringatan, yang merupakan kelanjutan dari ayat ini, adalah respons langsung terhadap keajaiban ini. Setiap batu melambangkan satu suku dari keturunan Yakub. Melalui batu-batu ini, generasi mendatang akan bertanya tentang makna peringatan tersebut. Yosua kemudian akan menjelaskan bahwa batu-batu itu adalah pengingat akan bagaimana TUHAN membuat Sungai Yordan berhenti mengalir di hadapan tabut perjanjian TUHAN ketika ia menyeberangi Sungai Yordan. Batu-batu itu akan menjadi kesaksian abadi tentang kuasa dan kesetiaan Allah yang membawa umat-Nya melewati rintangan yang tampaknya mustahil.

Dalam konteks yang lebih luas, Yosua 4:1 mengajak kita untuk merenungkan pentingnya mengenang perbuatan Allah dalam hidup kita. Seringkali, dalam kesibukan sehari-hari, kita cenderung melupakan mukjizat-mukjizat kecil maupun besar yang telah Allah lakukan. Sama seperti bangsa Israel yang diperintahkan untuk mendirikan batu peringatan, kita pun dipanggil untuk secara aktif mengingat dan merayakan karya penebusan Allah dalam kehidupan pribadi kita dan dalam sejarah keselamatan.

Ayat ini juga menekankan pentingnya representasi dan persatuan. Dengan mengambil satu orang dari setiap suku, Allah menunjukkan bahwa seluruh umat-Nya turut ambil bagian dalam perjanjian dan janji-Nya. Ini adalah pengingat bahwa Allah bekerja melalui umat-Nya, memberdayakan mereka untuk menjadi saksi kebesaran-Nya. Dua belas batu peringatan menjadi simbol yang kuat dari kesatuan suku-suku Israel di bawah pimpinan Allah. Di masa kini, kita dapat menerapkan prinsip ini dengan mengenang tindakan-tindakan Allah bersama-sama dengan keluarga, komunitas, atau gereja kita, memperkuat iman dan kesaksian bersama.

Pada akhirnya, Yosua 4:1 dan kisah selanjutnya dari pasal ini adalah sebuah undangan untuk terus-menerus mengingat dan mewariskan kasih karunia Allah kepada generasi berikutnya. Ini bukan hanya tentang kejadian di masa lalu, tetapi tentang membangun sebuah warisan iman yang kuat, di mana setiap orang dapat melihat jejak kuasa Allah yang luar biasa dan mengandalkan-Nya untuk masa depan. Sungai Yordan yang diseberangi kering mengingatkan kita bahwa tidak ada rintangan yang terlalu besar bagi Allah untuk memimpin kita menuju tujuan-Nya.