"Dan imam-imam yang membawa tabut perjanjian TUHAN itu berdiri tegak di tanah kering di tengah-tengah sungai Yordan, sementara seluruh orang Israel berjalan menyeberang di tanah kering, sampai seluruh bangsa itu selesai menyeberang sungai Yordan."
Ayat Yosua 4:10 menceritakan salah satu momen paling krusial dalam sejarah bangsa Israel: penyeberangan Sungai Yordan menuju Tanah Perjanjian. Setelah empat puluh tahun mengembara di padang gurun, di bawah kepemimpinan Yosua, umat Tuhan akhirnya berdiri di tepi sungai yang perkasa. Namun, sungai ini sedang meluap pada musim panen, menjadikannya penghalang yang tampak tak terlampaui. Dalam keadaan seperti ini, Allah berkuasa untuk melakukan yang mustahil.
Kisah ini dimulai dengan instruksi Allah kepada Yosua untuk memerintahkan imam-imam untuk mengangkat Tabut Perjanjian. Di sinilah keajaiban dimulai. Saat kaki para imam yang membawa Tabut itu menyentuh tepi air, air di hulu sungai Yordan berhenti mengalir, membendung diri jauh di atas sana. Sebaliknya, air di hilir terus mengalir ke Laut Mati, sehingga dasar sungai Yordan menjadi kering. Hal ini menciptakan jalan setapak yang kering bagi seluruh umat Israel untuk menyeberang.
Ayat 4:10 secara spesifik menekankan bahwa para imam yang membawa Tabut perjanjian itu berdiri tegak di tengah-tengah sungai di tanah kering. Ini bukan sekadar berjalan, tetapi berdiri tegak, menunjukkan keteguhan dan keandalan janji Allah. Mereka menjadi tiang penyangga, titik fokus dari kuasa ilahi yang bekerja. Seluruh umat Israel, tanpa kecuali, kemudian berjalan menyeberang di atas tanah yang kering itu. Proses ini berlangsung sampai semua orang menyelesaikan penyeberangan mereka. Ini adalah bukti nyata dari kesetiaan Allah dan kekuatan-Nya yang luar biasa untuk memimpin umat-Nya mencapai tujuan mereka.
Keberadaan para imam yang berdiri tegak di tengah sungai Yordan juga memiliki makna simbolis yang dalam. Tabut Perjanjian melambangkan kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Dengan para imam berdiri tegak membawa Tabut tersebut di tanah kering, ini menunjukkan bahwa di mana pun Allah hadir, Dia dapat membuka jalan, menaklukkan rintangan, dan membawa umat-Nya melewati kesulitan. Sungai Yordan yang meluap melambangkan tantangan, ketakutan, dan halangan yang mungkin dihadapi umat-Nya dalam perjalanan iman mereka. Namun, melalui kuasa Allah, tantangan-tantangan ini dapat diatasi.
Lebih lanjut, kisah ini adalah pengingat bahwa Allah selalu bertindak sesuai dengan firman-Nya. Dia telah berjanji akan membawa Israel ke Tanah Perjanjian, dan Dia memenuhi janji itu dengan cara yang spektakuler. Penyeberangan Sungai Yordan ini bukan hanya peristiwa fisik, tetapi juga peristiwa spiritual yang meneguhkan iman bangsa itu. Ini adalah fondasi bagi generasi mendatang untuk mengingat kebesaran dan kuasa Allah, sebuah pengingat bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Umat Israel diperintahkan untuk mengambil batu-batu dari tengah sungai Yordan sebagai peringatan, agar mereka tidak melupakan perbuatan ajaib Allah dan mengajarkan kepada anak cucu mereka tentang kekuatan-Nya. Yosua 4:10 adalah saksi bisu dari mukjizat yang mengukuhkan janji Allah dan memulai babak baru dalam sejarah umat pilihan-Nya.