Yosua 4:16

"Tentang empat puluh tahun itu, ketika orang Israel berjalan di padang gurun, sesudah mereka keluar dari Mesir, demikianlah Ia mengirim imam-imam itu, yang memikul tabut perjanjian TUHAN, naik dari Yordan, setelah telapak kaki para imam yang memikul tabut itu berdiam di tempat yang kering, lalu batu-batu Yordan itu dipindahkan ke tempatnya di tengah-tengah padang gurun."

"Batu Peringatan Penyeberangan Yordan"

Alt text: Ilustrasi batu-batu besar yang disusun rapi melambangkan penyeberangan ajaib bangsa Israel melewati Sungai Yordan.

Ayat Yosua 4:16 adalah sebuah pengingat yang kuat tentang bagaimana Tuhan bekerja dalam sejarah umat-Nya. Ayat ini muncul dalam konteks kisah penyeberangan bangsa Israel melewati Sungai Yordan ke Tanah Perjanjian. Setelah empat puluh tahun mengembara di padang gurun, tibalah saatnya bagi mereka untuk memasuki tanah yang dijanjikan Tuhan. Momen ini bukanlah sekadar perpindahan fisik, tetapi sebuah tanda kekuasaan Tuhan yang luar biasa dan kesetiaan-Nya yang tak tergoyahkan.

Setiap tahun, momen penyeberangan ini dirayakan oleh umat Tuhan, dan Yosua 4:16 secara spesifik menyebutkan bahwa Tuhan mengirimkan para imam untuk memikul Tabut Perjanjian. Tabut Perjanjian adalah simbol kehadiran Tuhan di antara umat-Nya. Ketika para imam yang memikul tabut itu melangkahkan kaki ke dalam air Sungai Yordan yang sedang meluap, ajaib terjadi. Air di hulu sungai berhenti mengalir, menciptakan jalan yang kering bagi seluruh bangsa Israel untuk menyeberang. Ini adalah sebuah demonstrasi kekuatan ilahi yang tak tertandingi, yang menggemakan kembali mukjizat penyeberangan Laut Merah berpuluh-puluh tahun sebelumnya.

Yang menarik dari Yosua 4:16 adalah kalimat penutupnya, "...lalu batu-batu Yordan itu dipindahkan ke tempatnya di tengah-tengah padang gurun." Ini merujuk pada perintah Tuhan sebelumnya dalam Yosua 4:1-9 untuk mengambil dua belas batu dari dasar Sungai Yordan sebagai tugu peringatan. Batu-batu ini kemudian dibawa oleh perwakilan dari setiap suku Israel dan didirikan sebagai tanda di Gilgal. Ayat 4:16 menggarisbawahi bahwa setelah tugas monumental ini selesai, batu-batu tersebut "dipindahkan ke tempatnya di tengah-tengah padang gurun." Ini dapat diartikan bahwa batu-batu peringatan itu sendiri menjadi bagian dari perjalanan mereka di padang gurun, pengingat konstan akan pertolongan Tuhan bahkan sebelum mereka mencapai tanah perjanjian.

Kisah ini mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, Tuhan tidak pernah melupakan janji-Nya. Walaupun umat-Nya sempat memberontak dan tertunda masuk ke Tanah Perjanjian selama empat puluh tahun, Tuhan tetap setia pada rencana-Nya. Kedua, Tuhan ingin kita mengingat perbuatan-Nya. Batu-batu peringatan ini dimaksudkan untuk menjadi pengingat visual bagi generasi mendatang tentang bagaimana Tuhan telah memimpin dan menyelamatkan nenek moyang mereka. Mereka tidak boleh melupakan campur tangan Tuhan dalam sejarah mereka.

Dalam kehidupan kita, seringkali kita juga dihadapkan pada masa-masa sulit atau tantangan yang terasa seperti padang gurun. Namun, Yosua 4:16 mengingatkan kita bahwa Tuhan senantiasa menyertai. Sama seperti Tuhan menyediakan jalan di Yordan, Dia juga dapat membuka jalan bagi kita di tengah kesulitan. Penting bagi kita untuk menyoroti dan mengingat tanda-tanda perbuatan Tuhan dalam hidup kita, baik itu mukjizat besar maupun pertolongan kecil sehari-hari. Membangun "batu peringatan" pribadi kita – melalui doa, perenungan firman, atau kesaksian – akan membantu kita tetap teguh dalam iman dan mengenali kesetiaan Tuhan yang tak berkesudahan. Mari kita terus mengingat perbuatan besar Tuhan, agar iman kita senantiasa diperkuat.