Ayat Yosua 4:18 merupakan penutup dari sebuah narasi yang luar biasa, sebuah kisah tentang mukjizat ilahi yang menandai titik balik krusial dalam sejarah bangsa Israel. Setelah empat puluh tahun pengembaraan di padang gurun sebagai konsekuensi dari ketidakpercayaan generasi sebelumnya, mereka akhirnya tiba di tepi Sungai Yordan. Di bawah pimpinan Yosua, mereka diperintahkan untuk menyeberangi sungai yang sedang meluap karena musim panen, sebuah tugas yang tampaknya mustahil.
Ketika para imam yang membawa Tabut Perjanjian TUHAN menginjakkan kaki di tepi air, mukjizat terjadi. Air Sungai Yordan terhenti mengalir dari hulu, menciptakan jalan yang kering bagi seluruh bangsa Israel untuk menyeberang. Perintah Tuhan untuk mengambil dua belas batu dari tengah-tengah Sungai Yordan, satu batu untuk setiap suku, adalah simbol kuat. Batu-batu ini bukan sekadar tumpukan batu biasa; mereka adalah pengingat abadi akan kuasa Allah yang mampu mengendalikan alam dan memenuhi janji-Nya.
Ayat 18 ini secara ringkas menggambarkan momen penting setelah seluruh bangsa berhasil menyeberang. "Dan ketika para imam yang mengangkat tabut perjanjian TUHAN telah menjejakkan kaki mereka di tanah Kanaan yang kering, maka air Sungai Yordan kembali lagi ke tempatnya, dan mengalir terus seperti sebelumnya." Frasa "tanah Kanaan yang kering" menegaskan bahwa mereka telah sepenuhnya keluar dari bahaya dan tiba di tanah perjanjian. Kemudian, air sungai yang sebelumnya terhenti, kini kembali mengalir dengan deras, kembali ke keadaan normalnya. Ini menandakan berakhirnya mukjizat dan dimulainya fase baru dalam sejarah Israel di tanah yang dijanjikan.
Pesan dari Yosua 4:18 melampaui sekadar peristiwa sejarah. Ini adalah pengingat akan kesetiaan Tuhan yang tak tergoyahkan. Meskipun bangsa Israel sering kali lalai, Tuhan tetap setia pada perjanjian-Nya. Mukjizat Sungai Yordan adalah bukti nyata bahwa Tuhan mampu melakukan hal-hal yang tidak mungkin bagi manusia. Ia memampukan umat-Nya untuk menghadapi tantangan besar, mengalahkan musuh-musuh mereka, dan menduduki tanah yang dijanjikan.
Dalam kehidupan kita, kita juga sering dihadapkan pada "Sungai Yordan" – rintangan, ketakutan, atau tantangan yang terasa tak teratasi. Yosua 4:18 mengajarkan kita untuk mengingat perbuatan besar Tuhan di masa lalu, baik dalam kehidupan kita pribadi maupun dalam sejarah umat-Nya. Dengan mengingat mukjizat-mukjizat-Nya, kita diberi kekuatan dan keyakinan untuk menghadapi masa kini dan masa depan, mengetahui bahwa Dia yang pernah melakukan hal-hal luar biasa, akan terus menyertai dan menolong kita. Batu-batu peringatan itu, baik yang fisik maupun yang ada dalam ingatan rohani kita, berfungsi untuk mengingatkan kita akan kuasa dan kesetiaan Tuhan yang tidak pernah berubah.