Ayat Yosua 4:20 bukan sekadar sebuah narasi sejarah, melainkan sebuah pengingat yang mendalam tentang kuasa dan kesetiaan Tuhan dalam membimbing umat-Nya. Peristiwa penyeberangan Sungai Yordan oleh bangsa Israel yang dipimpin oleh Yosua adalah salah satu momen paling monumental dalam sejarah mereka. Setelah empat puluh tahun mengembara di padang gurun, mereka akhirnya tiba di ambang tanah perjanjian. Namun, sungai Yordan yang meluap pada musim panen menjadi hambatan yang tampak tak teratasi.
Di sinilah kemuliaan Tuhan dinyatakan secara spektakuler. Tuhan memerintahkan para imam yang membawa Tabut Perjanjian untuk melangkah ke dalam air sungai yang bergolak. Seketika, air sungai berhenti mengalir dari hulu dan membentuk tanggul yang kokoh, memungkinkan seluruh bangsa Israel menyeberang dengan kaki kering. Pengalaman luar biasa ini menjadi bukti nyata bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Yosua 4:20 memberikan instruksi spesifik untuk mengenang peristiwa ini. Yosua diperintahkan untuk mengambil dua belas batu dari tengah-tengah sungai Yordan, dari tempat kaki para imam berdiri kokoh, dan mendirikannya sebagai tugu peringatan di tempat mereka bermalam. Batu-batu ini bukan sekadar tumpukan batu biasa. Mereka adalah saksi bisu dari keajaiban ilahi, simbol konkret dari bagaimana Tuhan telah membawa mereka melewati rintangan terbesar.
Tujuan utama dari tugu peringatan batu ini adalah untuk generasi mendatang. Ketika anak-anak bertanya, "Apa arti batu-batu ini?", orang tua diperintahkan untuk menceritakan kisah penyeberangan Sungai Yordan. Ini menekankan pentingnya transmisi iman dari satu generasi ke generasi berikutnya. Cerita tentang kebaikan Tuhan harus diceritakan berulang kali, agar keajaiban-Nya tidak dilupakan.
Dalam kehidupan kita, seringkali kita menghadapi "sungai Yordan" kita sendiri – tantangan, kesulitan, atau ketakutan yang tampaknya tak bisa kita lewati. Mungkin itu adalah masalah keuangan, penyakit, konflik, atau pergumulan spiritual. Ayat Yosua 4:20 mengingatkan kita bahwa Tuhan yang sama yang membelah Sungai Yordan, juga sanggup membawa kita melewati kesulitan kita.
Membangun "tugu peringatan" dalam hidup kita berarti secara aktif mengingat dan merayakan perbuatan baik Tuhan. Ini bisa berarti menuliskan kesaksian pribadi, membagikan cerita iman kepada orang lain, atau sekadar mengambil waktu untuk merenungkan bagaimana Tuhan telah bekerja dalam hidup kita. Ketika kita berani menceritakan kisah kebaikan-Nya kepada anak-anak kita, atau kepada teman-teman kita, kita turut memperpanjang jejak kesaksian-Nya di dunia.
Pesan dari Yosua 4:20 adalah pesan harapan, kepercayaan, dan pewarisan iman. Marilah kita selalu mengingat dan menceritakan bagaimana Tuhan telah bertindak dalam hidup kita, sehingga generasi mendatang juga dapat melihat dan percaya pada kuasa-Nya yang tak terbatas.