Kitab Yosua mencatat momen krusial dalam perjalanan bangsa Israel: penyeberangan Sungai Yordan menuju Tanah Perjanjian. Setelah 40 tahun mengembara di padang gurun, generasi yang lahir di padang gurun akhirnya akan menginjakkan kaki di tanah yang dijanjikan oleh Tuhan. Peristiwa ini bukanlah sekadar perpindahan geografis, melainkan sebuah demonstrasi kuasa ilahi yang luar biasa.
Ayat Yosua 4:7 merinci instruksi yang diberikan oleh Yosua kepada bangsa Israel. Mereka diperintahkan untuk mengambil dua belas batu dari dasar Sungai Yordan yang telah dikeringkan. Batu-batu ini bukan sekadar tumpukan material biasa; setiap batu memiliki makna simbolis yang mendalam. Mereka adalah saksi bisu dari keajaiban yang baru saja mereka alami, pengingat fisik akan perbuatan besar Tuhan yang memimpin mereka menyeberang dengan aman.
Instruksi untuk mendirikan tugu peringatan dari batu memiliki beberapa tujuan penting. Pertama, ini adalah pengingat bagi generasi saat itu tentang kuasa Tuhan yang telah menolong mereka. Dalam momen perayaan dan penaklukan, mudah untuk melupakan sumber kekuatan sejati. Batu-batu ini berfungsi sebagai jangkar spiritual, menarik mereka kembali kepada kebenaran dasar.
Kedua, dan mungkin yang lebih penting, tugu batu ini dimaksudkan untuk menjadi alat pengajaran bagi generasi mendatang. Ayat tersebut secara eksplisit menyatakan bahwa batu-batu ini akan menjadi peringatan bagi anak-anak mereka. Ketika anak-anak bertanya tentang arti batu-batu tersebut, orang tua memiliki kesempatan untuk menceritakan kisah penyeberangan Sungai Yordan. Ini adalah cara yang dinamis dan interaktif untuk mewariskan iman dan sejarah keselamatan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Melalui batu-batu ini, kisah kebaikan dan kesetiaan Tuhan tidak akan pernah dilupakan, melainkan akan terus diceritakan dari mulut ke mulut.
Kisah Yosua 4:7 memberikan pelajaran yang relevan bagi kita di zaman modern. Dalam hidup kita, seringkali ada momen-momen di mana Tuhan secara nyata campur tangan dan menunjukkan kuasa-Nya dalam kehidupan kita. Mungkin itu adalah kemenangan atas kesulitan, penyembuhan dari penyakit, atau jawaban doa yang luar biasa. Seperti bangsa Israel, kita perlu cara untuk mengingat perbuatan baik Tuhan.
Dalam konteks pribadi, kita bisa menciptakan "batu peringatan" kita sendiri. Ini bisa berupa jurnal pujian, foto-foto yang mengingatkan kita akan janji Tuhan, atau bahkan tindakan konkret seperti memberikan kesaksian kepada orang lain. Tujuan utamanya adalah untuk tidak membiarkan kebaikan Tuhan berlalu begitu saja tanpa pengakuan dan perayaan. Dengan mengingat dan menceritakan perbuatan Tuhan, kita memperkuat iman kita sendiri dan juga bisa menjadi berkat bagi orang lain, menginspirasi mereka untuk percaya bahwa Tuhan yang sama masih bekerja di dunia saat ini.
Yosua 4:7 mengingatkan kita akan pentingnya mengingat dan merayakan campur tangan Tuhan dalam sejarah kita, baik secara kolektif maupun pribadi. Batu-batu peringatan adalah simbol abadi dari kesetiaan Tuhan dan perintah-Nya agar kita tidak melupakan karya-Nya. Mari kita terus membangun tugu-tugu peringatan dalam hidup kita, agar kasih dan kuasa Tuhan terus bersinar dan menjadi kesaksian bagi generasi yang akan datang.