Ayat Yosua 4:9 mencatat sebuah momen penting dalam sejarah bangsa Israel. Setelah bertahun-tahun mengembara di padang gurun, mereka akhirnya diperintahkan oleh Tuhan untuk menyeberangi Sungai Yordan yang pada saat itu sedang meluap karena musim panen. Ini bukan sekadar perpindahan geografis, tetapi sebuah tanda kuasa ilahi yang luar biasa. Ketika kaki para imam yang menggendong Tabut Perjanjian menyentuh air, air itu berhenti mengalir dan terbagi, memungkinkan seluruh bangsa Israel menyeberang dengan berjalan di tanah kering.
Makna Batu Peringatan
Untuk memastikan generasi mendatang tidak melupakan keajaiban ini, Yosua diperintahkan untuk mengambil dua belas batu dari tengah-tengah sungai Yordan. Batu-batu ini bukan batu sembarangan; mereka diambil dari dasar sungai yang kering, tempat kaki para imam berdiri. Yosua kemudian mendirikan dua belas batu ini di tepi barat Yordan. Batu-batu ini menjadi monumen permanen, sebuah pengingat visual tentang bagaimana Tuhan memimpin umat-Nya melalui rintangan yang mustahil.
Dua belas batu ini juga melambangkan dua belas suku Israel. Dengan mendirikan satu batu untuk setiap suku, ini menegaskan persatuan dan keterlibatan seluruh umat Tuhan dalam pengalaman kemenangan yang luar biasa ini. Mereka bukan hanya saksi mata, tetapi juga peserta aktif dalam keajaiban yang ditunjukkan oleh Tuhan.
Pelajaran bagi Kita
Kisah Yosua 4:9 mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, Tuhan itu setia pada janji-Nya. Dia selalu menepati apa yang telah Dia firmankan kepada umat-Nya, bahkan melalui cara-cara yang paling tidak terduga. Kedua, kita tidak boleh melupakan pekerjaan besar Tuhan dalam hidup kita. Sama seperti batu-batu yang didirikan, kita dipanggil untuk membangun "batu peringatan" dalam kehidupan kita—momen-momen ketika Tuhan bekerja secara ajaib, memberikan kemenangan, atau menuntun kita melalui kesulitan. Ini bisa berupa doa yang terjawab, pertolongan yang datang tepat waktu, atau pemulihan yang ajaib.
Menjadikan pengalaman spiritual ini sebagai sesuatu yang hidup dan dikenang sangatlah penting. Dalam perayaan-perayaan keluarga atau dalam percakapan sehari-hari, kita dapat menceritakan kembali karya Tuhan. Ini memperkuat iman kita dan menjadi kesaksian bagi orang lain, menginspirasi mereka untuk juga percaya pada kuasa dan kesetiaan Tuhan. Mari kita terus mengingat, menghargai, dan mewariskan kisah-kisah kebaikan Tuhan kepada generasi selanjutnya. Kemenangan-kemenangan yang diberikan Tuhan, baik yang besar maupun kecil, patut dikenang dan dirayakan.