Yosua 4:8

"Orang Israel mengambil dua belas batu dari tengah sungai Yordan, seperti yang telah diperintahkan Yosua, sesuai dengan bilangan suku orang Israel, dan membawanya ke tempat mereka bermalam, lalu meletakkannya di sana."
Sungai Yordan Kering

Ayat Yosua 4:8 mencatat sebuah momen penting dalam sejarah bangsa Israel. Setelah dipimpin oleh Yosua, mereka akhirnya menyeberangi Sungai Yordan untuk memasuki Tanah Perjanjian. Peristiwa ini bukan sekadar perpindahan geografis, melainkan manifestasi kuasa Tuhan yang luar biasa. Sungai Yordan yang biasanya deras dan meluap, pada saat itu terhenti aliran airnya, memungkinkan seluruh umat Israel menyeberang dengan kaki kering.

Perintah untuk mengambil dua belas batu dari tengah sungai dan membawanya ke tempat perkemahan memiliki makna simbolis yang sangat mendalam. Batu-batu ini menjadi monumen peringatan, pengingat abadi akan mukjizat yang telah Tuhan lakukan. Dua belas batu melambangkan dua belas suku Israel, menunjukkan bahwa keselamatan dan pembebasan ini adalah untuk seluruh umat Tuhan. Keberadaan batu-batu ini berfungsi sebagai saksi bisu, siap menceritakan kisah kebesaran Tuhan kepada generasi mendatang.

Mengapa Tuhan memerintahkan hal ini? Tujuannya sangat jelas: agar anak cucu mereka kelak bertanya, "Apakah arti batu-batu ini?" Dan orang tua dapat menceritakan kembali bagaimana Tuhan telah bertindak luar biasa pada hari itu, membuat umat-Nya melintasi Yordan dengan cara yang tidak biasa. Ini adalah cara untuk menjaga iman tetap hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam setiap ujian dan setiap pencapaian besar, penting bagi kita untuk menciptakan penanda-penanda spiritual dalam hidup kita.

Seperti umat Israel, kita pun seringkali menghadapi "sungai" dalam kehidupan kita – tantangan besar, rintangan yang tampaknya tidak dapat diatasi, atau transisi penting yang memerlukan iman. Ketika kita berhasil melewatinya, bukan karena kekuatan kita sendiri, tetapi karena pertolongan dan kuasa Tuhan, kita perlu mengingatnya. Batu-batu peringatan ini bisa berupa doa syukur yang kita panjatkan, tulisan pengingat dalam jurnal kita, atau cerita yang kita bagikan kepada orang lain. Intinya adalah tidak melupakan kebaikan Tuhan dan menggunakan pengalaman tersebut untuk memperkuat iman kita dan iman orang lain.

Yosua 4:8 mengajarkan kita tentang pentingnya memelihara ingatan akan perbuatan Tuhan. Jangan biarkan keajaiban-Nya berlalu tanpa meninggalkan jejak dalam hati dan kehidupan kita. Biarlah setiap "batu peringatan" dalam hidup kita menjadi bukti kesetiaan Tuhan dan sumber inspirasi untuk terus melangkah maju dengan keyakinan. Ini adalah fondasi yang kokoh untuk terus bertumbuh dalam hubungan kita dengan Sang Pencipta.