Kisah pertempuran Yerikho dalam kitab Yosua adalah salah satu narasi yang paling ikonik dalam Perjanjian Lama. Ayat Yosua 6:8 menjadi titik penting, di mana setelah mendengarkan instruksi ilahi yang tampaknya tidak konvensional, Yosua menyampaikan seruan yang penuh keyakinan kepada bangsa Israel.
Ayat ini bukan sekadar pengumuman kemenangan. Ia adalah inti dari sebuah pelajaran besar tentang bagaimana iman dan ketaatan bekerja sama untuk mewujudkan pekerjaan Tuhan yang luar biasa. Bangsa Israel dihadapkan pada benteng kota Yerikho yang kokoh, sebuah rintangan yang bagi pandangan manusiawi tampak mustahil untuk diatasi. Dindingnya tinggi, pasukannya terlatih, dan prospek pertempuran langsung terlihat mengerikan.
Namun, Tuhan memiliki rencana yang berbeda. Ia memerintahkan Yosua dan seluruh bangsa Israel untuk mengelilingi kota itu setiap hari selama tujuh hari. Pada hari ketujuh, mereka harus mengelilinginya tujuh kali, dan setelah itu, para imam meniup sangkakala, dan seluruh bangsa Israel bersorak dengan suara keras. Instruksi ini jelas berbeda dari taktik perang konvensional yang mereka kenal.
Dalam situasi seperti ini, reaksi awal bisa saja berupa keraguan, ketakutan, atau bahkan penolakan. Akan tetapi, Yosua, sebagai pemimpin yang setia, menundukkan diri pada kehendak Tuhan. Ia tidak mencoba untuk memahami logika di balik perintah tersebut, melainkan memilih untuk taat. Dan pada saat Yosua menyampaikan firman Tuhan, "Bertempik soraklah, sebab TUHAN telah menyerahkan kota Yerikho kepadamu," itu menunjukkan keyakinan penuh yang telah ditanamkan oleh ketaatan sebelumnya.
Ketaatan bangsa Israel dalam menjalankan setiap detail perintah Tuhan, meskipun aneh dan melelahkan, membuka jalan bagi campur tangan ilahi. Ketika saatnya tiba, dengan tiupan sangkakala dan sorakan yang menggelegar, tembok Yerikho runtuh ke tanah. Ini adalah bukti nyata bahwa kekuatan manusiawi tidak sebanding dengan kuasa Tuhan ketika Ia bertindak berdasarkan iman dan ketaatan umat-Nya.
Kisah Yosua 6:8 mengajarkan kita bahwa Tuhan seringkali meminta kita untuk melangkah keluar dari zona nyaman kita, untuk mempercayai cara-cara-Nya yang melampaui pemahaman kita. Kadang-kadang, jalan menuju kemenangan kita melibatkan langkah-langkah yang terlihat sederhana, seperti berjalan dalam lingkaran, atau berseru dalam pujian, sebagai bentuk penyerahan diri dan keyakinan bahwa Tuhanlah yang berkuasa.
Ini adalah pengingat abadi bagi kita bahwa ketika kita mengutamakan ketaatan kepada firman Tuhan dan menaruh iman kita sepenuhnya kepada-Nya, kita dapat menyaksikan mukjizat yang luar biasa terjadi dalam kehidupan kita, membuka jalan bagi kemenangan yang tidak pernah kita bayangkan.