Ayat Zakharia 4:9 adalah sebuah janji kuat yang disampaikan oleh Nabi Zakharia kepada bangsanya yang sedang dalam masa pemulihan. Setelah pembuangan di Babel, umat Israel kembali ke Yerusalem dengan semangat yang campur aduk. Mereka diperintahkan untuk membangun kembali Bait Suci, sebuah tugas yang tampaknya monumental dan penuh tantangan. Di tengah keraguan dan kesulitan yang mereka hadapi, firman Tuhan datang melalui Zakharia, memberikan peneguhan dan keyakinan.
Fokus pada "tangan Zerubabel" bukanlah semata-mata menunjuk pada kemampuan fisik seorang individu. Zerubabel adalah seorang pemimpin yang ditunjuk oleh Allah untuk memimpin bangsa Yehuda kembali dari pembuangan dan memulai pembangunan kembali Bait Suci. Ayat ini menyoroti peran sentral dan ilahi dalam setiap tahapan pekerjaan pembangunan. Frasa "telah meletakkan dasar" menandakan permulaan pekerjaan, sebuah langkah penting yang seringkali paling sulit untuk dimulai. Ini adalah bukti ketekunan dan kepemimpinan yang diberikan Allah kepada Zerubabel.
Namun, ayat ini tidak berhenti pada fondasi. Bagian kedua, "dan tangannyalah yang akan menyelesaikannya," adalah janji penyelesaian. Ini berarti bahwa Allah tidak hanya memulai sesuatu yang baik melalui umat-Nya, tetapi Ia juga yang akan memastikan bahwa pekerjaan itu tuntas. Ini adalah pengingat yang sangat penting bagi siapa saja yang terlibat dalam pelayanan, pekerjaan, atau proyek kehidupan yang didedikasikan untuk kemuliaan Allah. Seringkali, godaan terbesar datang ketika pekerjaan terasa hampir selesai, atau ketika tantangan terakhir tampak begitu berat. Janji bahwa tangan Zerubabel (yang berarti "berketurunan dari Babel," tetapi kini diberi tugas ilahi) akan menyelesaikannya, menegaskan bahwa sumber kekuatan dan keberhasilan bukanlah kemampuan manusia semata, melainkan campur tangan ilahi yang setia.
Tujuan dari penyampaian firman ini, sebagaimana dinyatakan dalam bagian akhir ayat, adalah agar "kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam telah mengutus aku kepadamu." Ini menunjukkan bahwa penyelesaian Bait Suci akan menjadi bukti nyata dan tak terbantahkan akan otoritas dan kesetiaan Tuhan. Itu akan menjadi saksi bagi orang-orang pada masa itu, dan juga bagi generasi mendatang, tentang kuasa Allah yang bekerja melalui hamba-hamba-Nya. Pembangunan Bait Suci bukan hanya sebuah proyek arsitektur, tetapi sebuah pernyataan teologis tentang pemulihan, kesetiaan Allah, dan kehadiran-Nya di tengah umat-Nya.
Dalam konteks yang lebih luas, kisah Zerubabel dan pembangunan Bait Suci seringkali ditafsirkan sebagai bayangan dari pekerjaan Kristus. Yesus Kristus adalah "Batu Penjuru" yang sesungguhnya, yang memulai dan menyelesaikan karya penebusan kita. Sama seperti tangan Zerubabel yang ditopang oleh kuasa ilahi, begitu pula karya Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya adalah karya yang sepenuhnya dilakukan oleh Allah demi keselamatan manusia. Zakharia 4:9 menginspirasi kita untuk percaya bahwa Allah yang memulai pekerjaan baik di dalam diri kita, akan melanjutkannya hingga hari Kristus Yesus.