"Hari murka ialah hari itu, hari kesukaran dan kesempitan, hari reruntuhan dan pemusnahan, hari kegelapan dan kelam kabut, hari berawan dan kelabu."
Kitab Zefanya, sebuah peringatan profetik yang kuat, menyoroti datangnya hari penghakiman Tuhan atas umat-Nya dan bangsa-bangsa di sekelilingnya. Ayat 1:15 memberikan gambaran yang gamblang tentang sifat dari hari ini, melukiskannya sebagai momen yang mengerikan dan penuh kehancuran. Kata-kata "murka," "kesukaran," "kesempitan," "reruntuhan," "pemusnahan," "kegelapan," "kelam kabut," "berawan," dan "kelabu" menciptakan citra yang tak terlupakan tentang apa yang akan terjadi ketika Tuhan bangkit untuk menghakimi dosa.
Kengerian hari murka Tuhan, sebagaimana digambarkan dalam Zefanya 1:15, bukanlah tanpa alasan. Itu adalah respons ilahi terhadap dosa yang merajalela, kesombongan, penyembahan berhala, dan ketidakadilan yang telah merasuki masyarakat. Bangsa Israel, meskipun dipilih oleh Tuhan, telah menyimpang dari jalan-Nya dan mengadopsi praktik-praktik bangsa lain yang tidak saleh. Korupsi moral dan spiritual telah mencapai titik kritis, membuat mereka rentan terhadap hukuman.
Deskripsi yang digunakan Zefanya sangat kuat. "Hari murka" menunjukkan kemarahan Tuhan yang benar terhadap kejahatan. "Kesukaran dan kesempitan" menggambarkan penderitaan dan penindasan yang akan dialami oleh mereka yang dihukum. "Reruntuhan dan pemusnahan" menunjuk pada kehancuran fisik dan hilangnya segala sesuatu yang telah dibangun dan dihargai. "Kegelapan dan kelam kabut," serta "berawan dan kelabu," mewakili kehilangan harapan, kebingungan, dan keputusasaan yang menyeluruh. Tidak ada tempat untuk bersembunyi dari murka Tuhan ketika itu datang.
Meskipun nubuat Zefanya secara historis ditujukan kepada bangsa Yehuda pada zamannya, pesannya tetap memiliki relevansi yang mendalam bagi kita hari ini. Zefanya 1:15 berfungsi sebagai pengingat yang tegas bahwa Tuhan itu kudus dan tidak akan mentolerir dosa selamanya. Ada konsekuensi bagi pelanggaran hukum-Nya dan penolakan terhadap kasih karunia-Nya. Dalam dunia modern yang sering kali mengabaikan dimensi spiritual dan menghalalkan dosa, peringatan ini sangat penting.
Penting untuk dicatat bahwa hari murka Tuhan tidak hanya tentang penghukuman, tetapi juga tentang pemurnian. Bagi mereka yang setia kepada Tuhan, hari ini mungkin membawa kesulitan, tetapi juga pembersihan dan pengembalian. Namun, bagi mereka yang menolak Tuhan, itu adalah hari akhir dari kesempatan. Perikop ini mengundang kita untuk merenungkan keadaan hati kita sendiri dan hubungan kita dengan Tuhan. Apakah kita hidup dalam kesombongan dan dosa, atau dalam kerendahan hati dan ketaatan?
Meskipun Zefanya 1:15 melukiskan gambaran yang suram, kitab Zefanya secara keseluruhan tidak berakhir tanpa harapan. Setelah penghakiman, ada janji pemulihan dan kedamaian. Tuhan berjanji untuk membersihkan umat-Nya, mendirikan kembali kerajaan-Nya, dan membawa masa depan yang penuh berkat. Ini menunjukkan bahwa murka Tuhan adalah sarana untuk membawa pada pemurnian dan penebusan.
Oleh karena itu, peringatan dalam Zefanya 1:15 harus mendorong kita untuk mencari Tuhan selagi Ia masih dapat ditemui. Ini adalah panggilan untuk bertobat dari dosa-dosa kita, membuang segala bentuk penyembahan berhala modern, dan hidup dengan setia di hadapan-Nya. Dengan demikian, kita dapat menemukan perlindungan dan kedamaian di tengah badai apa pun, dan akhirnya menantikan kedatangan hari pemulihan penuh di bawah pemerintahan Kristus.
Untuk pemahaman lebih lanjut, Anda bisa melihat Zefanya 1:15 di SABDA.org.