Sebab di antara semua orang Israel, justru para pangkebajikah yang bersembunyi di sana, ketika Daud memusnahkan seluruh orang Edom.
Jadi ia dan seluruh keturunannya datang ke Mesir; ia melarikan diri ke sana dan bersembunyi di istana Firaun, sampai ia menjadi kuat kembali.
Ayat 1 Raja-raja 11:16 membawa kita pada sebuah narasi yang menarik tentang bagaimana suatu peristiwa penting dalam sejarah Israel, yaitu pemusnahan orang Edom oleh Daud, memiliki dampak yang tak terduga hingga beberapa generasi kemudian. Ayat ini secara spesifik menyoroti sosok Yowab, panglima perang Daud yang kejam, dan keturunannya. Dalam konteks kehancuran dan pelarian, muncul kisah pelarian dan perlindungan yang tak terduga bagi keturunan Yowab.
Fokus utama dari ayat ini adalah keturunan Yowab yang mencari perlindungan ke negeri Mesir. Mesir, pada masa itu, adalah salah satu kekuatan besar di dunia, sebuah simbol kekuasaan dan kejayaan. Pelarian ke istana Firaun menandakan sebuah keputusan yang drastis, yaitu meninggalkan tanah air dan mencari perlindungan di negeri asing yang bahkan pernah menjadi musuh nenek moyang mereka. Namun, dalam situasi genting, Mesir menjadi tempat persembunyian yang aman bagi mereka yang terancam di tanah sendiri.
Kehidupan di bawah perlindungan istana Firaun bukanlah sebuah kehidupan yang mudah bagi para pengungsi ini. Mereka harus beradaptasi dengan budaya, bahasa, dan tatanan sosial yang berbeda. Meskipun mendapatkan perlindungan dari raja Mesir, mereka tetaplah orang asing. Namun, ayat ini mengindikasikan bahwa perlindungan tersebut cukup efektif, sebab mereka dapat hidup di sana sampai "ia menjadi kuat kembali". Frasa ini menyiratkan periode ketidakpastian yang harus mereka lalui, namun juga harapan akan masa depan yang lebih baik.
Kisah ini mengajarkan kita beberapa hal. Pertama, bahwa pilihan dan tindakan para pemimpin di masa lalu dapat memiliki resonansi jangka panjang bagi keturunan mereka. Kekejaman dan kehancuran yang ditimbulkan oleh Yowab dalam pertempuran telah menciptakan situasi yang membuat keturunannya harus mencari perlindungan. Kedua, ayat 1 Raja-raja 11:16 juga menunjukkan betapa berputarnya roda kehidupan dan sejarah. Negeri yang dulu pernah memperbudak bangsa Israel kini menjadi tempat perlindungan bagi sebagian dari mereka, setidaknya untuk sementara waktu.
Lebih jauh lagi, ayat ini mengingatkan kita bahwa bahkan dalam situasi pelarian dan kesulitan, Tuhan seringkali menyediakan jalan keluar dan perlindungan. Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, keberhasilan keturunan Yowab untuk bertahan dan bahkan berkembang di Mesir bisa jadi adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih besar. Keberadaan mereka di Mesir kelak akan memiliki peran penting dalam narasi keluaran bangsa Israel dari Mesir, meskipun ayat 1 Raja-raja 11:16 sendiri tidak membahasnya secara langsung. Ini adalah pengingat bahwa seringkali kita hanya melihat sebagian kecil dari gambaran besar rencana ilahi yang bekerja di balik peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi.
Kesimpulannya, 1 Raja-raja 11:16 bukan sekadar catatan sejarah, melainkan sebuah kisah yang kaya akan makna. Ia berbicara tentang konsekuensi dari tindakan, tentang siklus kehidupan yang berputar, dan tentang bagaimana perlindungan dan harapan dapat ditemukan di tempat-tempat yang tidak terduga. Kisah keturunan Yowab ini menjadi bagian dari mozaik besar sejarah bangsa Israel, yang pada akhirnya membentuk identitas dan jalan mereka di hadapan Tuhan.