1 Raja-Raja 11:36

"Tetapi kepada keturunannya akan kuberikan satu suku, supaya nyala [lampu] yang tiada putus-putusnya tetap ada pada-Ku di Yerusalem, kota yang telah Kupilih dari segala suku Israel."

Firman Tuhan yang terambil dari Kitab 1 Raja-Raja pasal 11 ayat 36 memberikan sebuah janji yang mendalam dan berharga. Ayat ini berbicara tentang pilihan Allah yang spesifik terhadap Yerusalem sebagai kota tempat kehadiran-Nya akan bersemayam, dan bagaimana hal ini akan dipertahankan melalui keturunan Daud. Frasa "supaya nyala (lampu) yang tiada putus-putusnya tetap ada pada-Ku di Yerusalem" adalah inti dari janji ini. Nyala lampu di sini bukan sekadar penerangan fisik, melainkan simbolik dari kehadiran Allah yang terus-menerus, ibadah yang tak terhenti, dan perjanjian-Nya yang kekal.

Pemilihan Yerusalem sebagai pusat ibadah dan kehadiran ilahi bukanlah sebuah kebetulan. Kota ini, dengan posisinya yang strategis dan sejarahnya yang kaya, menjadi fondasi spiritual bagi seluruh bangsa Israel. Pemberian "satu suku" – yang merujuk pada suku Yehuda, tempat asal raja-raja Israel dan kemudian keturunan Daud – memastikan bahwa garis keturunan yang ditunjuk oleh Allah akan terus memegang peranan penting dalam menjaga hubungan antara Allah dan umat-Nya. Ini menegaskan prinsip bahwa Allah bekerja melalui rencana-Nya yang terstruktur dan melalui individu-individu yang dipilih-Nya untuk melaksanakan kehendak-Nya.

Penting untuk merenungkan makna "nyala yang tiada putus-putusnya" dalam konteks kehidupan pribadi kita. Sebagaimana Allah memilih Yerusalem dan menetapkan sebuah garis keturunan untuk menjaga kehadiran-Nya, demikian pula Dia mengundang setiap orang percaya untuk menjadi terang di dunia. Nyala rohani ini diperbaharui melalui doa, pembacaan firman, persekutuan, dan ketaatan. Kehidupan yang berpusat pada Kristus akan memancarkan cahaya yang tidak padam, mempengaruhi lingkungan sekitar, dan menjadi saksi kebesaran-Nya.

Janji dalam 1 Raja-Raja 11:36 juga mengingatkan kita akan kesetiaan Allah. Meskipun sejarah Israel penuh dengan pasang surut iman, Allah tetap berpegang pada janji-Nya. Dia memilih sebuah warisan, sebuah kesinambungan, untuk memastikan bahwa nama-Nya akan terus dihormati dan hadirat-Nya akan terus dirasakan. Ini memberi kita keyakinan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya, dan bahwa Dia terus bekerja dalam sejarah untuk menggenapi rencana-Nya.

Dalam menghadapi berbagai tantangan dan godaan di dunia modern, kita dapat menarik kekuatan dari janji ini. Fondasi kehidupan rohani kita haruslah teguh, berakar pada kebenaran firman-Nya, dan dipelihara oleh hubungan yang intim dengan Sang Pencipta. Mari kita jaga nyala iman kita tetap menyala, menjadi garam dan terang, serta terus membangun persekutuan yang kuat dengan Allah, sebagaimana yang dijanjikan untuk Yerusalem. Ketaatan dan kesetiaan kita adalah bagian dari cara Allah terus menjaga hadirat-Nya di dunia ini, melalui kita.