"Maka berbicaralah ia kepada mereka sesuai dengan nasihat orang-orang muda itu, dengan meninggalkan nasihat orang-orang tua itu."
Ayat dari Kitab 1 Raja-Raja pasal 12, ayat 14, menyajikan sebuah momen krusial dalam sejarah Kerajaan Israel setelah kematian Raja Salomo. Ayat ini menggambarkan keputusan Raja Rehabeam untuk mengabaikan nasihat bijak para penasihat tuanya dan malah mengikuti saran dari teman-teman mudanya. Konsekuensi dari pilihan ini sangatlah besar, menandai perpecahan kerajaannya menjadi dua bagian. Kisah ini dimulai dengan Rehabeam yang naik takhta menggantikan ayahnya, Salomo. Bangsa Israel datang kepadanya dengan keluhan tentang beban kerja berat dan pajak yang memberatkan yang diberlakukan oleh Salomo. Mereka memohon keringanan. Rehabeam, yang masih muda dan kurang pengalaman, meminta waktu tiga hari untuk mempertimbangkan permintaan mereka, dan selama masa itu, ia mencari nasihat dari dua kelompok yang berbeda: orang-orang tua yang telah melayani ayahnya dan orang-orang muda yang tumbuh bersamanya. Para penasihat tua, yang memahami seluk-beluk pemerintahan dan kebutuhan rakyat, menyarankan Rehabeam untuk bersikap rendah hati, mendengarkan keluhan rakyat, dan menawarkan keringanan. Mereka menjelaskan bahwa dengan menunjukkan kebaikan dan perhatian, ia akan memenangkan kesetiaan mereka dan menjaga kerajaan tetap bersatu. Nasihat ini didasarkan pada pengalaman dan pemahaman mendalam tentang bagaimana memerintah dengan adil dan bijaksana. Namun, teman-teman muda Rehabeam, yang tidak memiliki beban tanggung jawab yang sama dan mungkin memiliki pandangan yang lebih arogan atau egois, menyarankan pendekatan yang berlawanan. Mereka mendesaknya untuk menunjukkan kekuatan dan ketegasannya, bahkan memperberat beban rakyat. "Ayahku membuat kukmu berat, tetapi aku akan membuatnya lebih berat lagi," demikian kira-kira saran mereka, yang diwarnai oleh keangkuhan dan keinginan untuk menegaskan otoritas tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang. Rehabeam, dalam ketidakdewasaannya dan mungkin karena keinginan untuk menyenangkan teman-temannya yang lebih akrab dengannya, memilih untuk mengikuti nasihat yang kedua. Ini adalah momen penolakan terhadap kebijaksanaan yang teruji oleh waktu, demi kesenangan sesaat atau tekanan dari lingkaran terdekat yang kurang bijaksana. Keputusan ini, seperti yang dinubuatkan oleh para penasihat tua, segera menimbulkan reaksi keras dari rakyat. Sepuluh suku utara memberontak dan membentuk kerajaan mereka sendiri, hanya menyisakan Yehuda dan Benyamin di bawah kekuasaan Rehabeam. Pelajaran dari 1 Raja-Raja 12:14 sangatlah relevan bagi setiap individu dan pemimpin. Ayat ini menekankan pentingnya mendengarkan nasihat dari orang-orang yang berpengalaman dan bijak. Keangkuhan dan kecenderungan untuk mengabaikan suara-suara yang lebih matang dapat membawa pada konsekuensi yang menghancurkan. Dalam kehidupan pribadi maupun profesional, memprioritaskan kebijaksanaan di atas dorongan sesaat atau pengaruh yang dangkal adalah kunci untuk membuat keputusan yang baik dan membangun fondasi yang kuat untuk masa depan. Pengambilan keputusan yang bijak seringkali melibatkan kerendahan hati untuk mendengarkan, belajar, dan mempertimbangkan perspektif yang berbeda, terutama dari mereka yang telah melewati jalan yang sama sebelumnya.