"Jauhilah jalan yang membawa kepada kematian, pilihlah ketaatan kepada firman Tuhan."
Kitab 1 Raja-raja, khususnya pasal 13 dan 14, menyajikan kisah-kisah dramatis yang penuh dengan pelajaran moral dan spiritual mendalam. Kedua pasal ini secara gamblang menggambarkan konsekuensi dari ketidaktaatan dan bahaya mengikuti jalan yang salah, terutama dalam hal ibadah kepada Tuhan. Pasal 13 mengisahkan tentang seorang nabi dari Yehuda yang diutus untuk menegur mezbah di Betel yang didirikan oleh Raja Yerobeam. Nabi ini diberi perintah tegas oleh Tuhan untuk tidak makan dan minum di sana, serta tidak kembali melalui jalan yang sama. Namun, godaan datang dalam bentuk nabi tua yang berbohong, mengatakan bahwa ia juga telah menerima pesan dari Tuhan untuk menjamu nabi muda tersebut. Karena kelalaian dan ketaatan yang rapuh, nabi muda itu pun melanggar perintah Tuhan dan akhirnya mati dimakan singa di tengah jalan.
Kisah ini memberikan peringatan keras tentang pentingnya mendengarkan dan mengikuti Firman Tuhan dengan segenap hati, tanpa kompromi atau tergoda oleh perkataan yang menyesatkan. Ketaatan yang setengah-setengah atau mudah goyah dapat berujung pada celaka. Perintah Tuhan yang diberikan jelas dan spesifik, dan penyimpangan sekecil apapun dapat memiliki konsekuensi besar. Nabi tua dalam cerita ini, meskipun menyebut dirinya sebagai nabi Tuhan, justru menjadi alat iblis untuk menjerumuskan nabi muda ke dalam dosa. Ini menekankan pentingnya kebijaksanaan rohani dan kemampuan membedakan suara Tuhan dari suara-suara lain.
Selanjutnya, pasal 14 beralih fokus kepada Raja Yerobeam dan keluarganya. Yerobeam, raja pertama Kerajaan Israel Utara setelah perpecahan kerajaan, telah membuat dua anak lembu emas untuk disembah oleh rakyatnya, dengan tujuan mencegah mereka pergi ke Yerusalem untuk beribadah di Bait Allah. Tindakan ini merupakan pelanggaran berat terhadap hukum Tuhan. Tuhan mengutus Nabi Ahia untuk menyampaikan hukuman ilahi kepada keluarga Yerobeam. Anak Yerobeam yang sakit, Abia, dikabarkan akan mati karena dalam dirinya ditemukan sesuatu yang baik di hadapan Tuhan. Namun, semua keturunannya yang laki-laki akan dihukum mati karena dosa dan kesesatan Yerobeam yang telah membuat Israel berdosa.
Kisah Yerobeam dan keluarganya dalam 1 Raja-raja 14 adalah cerminan dari konsekuensi dosa warisan dan dosa perorangan yang memengaruhi banyak orang. Keputusan seorang pemimpin yang menyimpang dari kehendak Tuhan dapat membawa kehancuran tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi generasi-generasi berikutnya. Penyembahan berhala yang diprakarsai Yerobeam menjadi noda besar dalam sejarah Israel Utara, yang terus berlanjut bahkan setelah kematiannya. Kedua pasal ini, 1 Raja-raja 13 dan 14, mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga kemurnian iman, berpegang teguh pada Firman Tuhan, dan waspada terhadap segala bentuk kesesatan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Ketaatan yang teguh adalah kunci untuk menerima berkat dan perlindungan dari Tuhan.
Pelajaran dari 1 Raja-raja 13 dan 14 tetap relevan hingga kini. Kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan penuh, mendengarkan suara Tuhan melalui Firman-Nya dan tuntunan Roh Kudus, serta menolak segala bentuk penyembahan berhala modern, seperti keserakahan, kekuasaan, atau materi. Marilah kita menjadikan kisah ini sebagai pengingat untuk berjalan dalam terang kebenaran-Nya.