1 Raja-Raja 6:6

"Dan kamar-kamar itu bersambungan, bertingkat-tingkat, tingkat yang paling bawah tiga hasta, yang kedua empat hasta, dan yang ketiga tujuh hasta tingginya; sebab di luar dinding rumah itu di bagian sampingnya, telah dibuat tempat-tempat penjorok, supaya jangan ia terpaut pada dinding rumah itu."

Tingkat 3 (7 Hasta) Tingkat 2 (4 Hasta) Tingkat 1 (3 Hasta) Penjorok Penjorok

Ilustrasi sederhana penampang dinding dengan tingkatan dan tempat penjorok.

Ayat dari kitab 1 Raja-Raja pasal 6, ayat 6, memberikan sebuah detail arsitektur yang spesifik terkait pembangunan rumah ibadah yang dideskripsikan dalam Alkitab. Ayat ini khususnya berbicara mengenai konstruksi ruang-ruang atau kamar-kamar yang bertingkat-tingkat, serta adanya "tempat-tempat penjorok" yang dibuat di luar dinding.

Perikop ini merupakan bagian dari narasi mengenai pembangunan Bait Suci di Yerusalem oleh Raja Salomo. Deskripsi yang rinci ini bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi juga mengandung makna simbolis dan praktis. Tingkat-tingkat yang berbeda ukurannya – tiga hasta, empat hasta, dan tujuh hasta – menunjukkan adanya perencanaan yang cermat dan pembagian ruang yang fungsional. Ketinggian yang bertambah ini bisa jadi menandakan kedalaman atau kepentingan ruang yang berbeda di setiap tingkatannya. Penggunaan "hasta" sebagai satuan ukuran memberikan gambaran langsung tentang dimensi yang digunakan pada masa itu.

Bagian yang menarik adalah penyebutan "tempat-tempat penjorok". Frasa ini merujuk pada struktur tambahan yang menjorok keluar dari dinding utama. Tujuannya dijelaskan secara eksplisit: "supaya jangan ia terpaut pada dinding rumah itu." Hal ini bisa diartikan sebagai upaya untuk melindungi struktur dinding utama dari tekanan atau kerusakan akibat penambahan bangunan di sekitarnya, atau mungkin untuk memberikan ruang tambahan tanpa harus membebani dinding utama. Dalam konteks arsitektur religius, setiap elemen pembangunan sering kali memiliki tujuan teologis yang lebih dalam.

Pembangunan Bait Suci adalah peristiwa monumental yang menjadi pusat kehidupan spiritual bangsa Israel. Deskripsi detail mengenai konstruksinya menekankan pentingnya kesempurnaan dan ketelitian dalam membangun tempat kediaman Allah. Setiap inci bangunan, termasuk detail seperti tingkatan kamar dan penjorok, harus direncanakan dan dilaksanakan dengan penuh hormat dan hikmat. Hal ini mencerminkan prinsip bahwa dalam melayani Tuhan, tidak ada detail yang terlalu kecil untuk diperhatikan.

Makna dan Implikasi

Secara lebih luas, ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya perencanaan yang matang dalam setiap aspek kehidupan, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan spiritualitas dan pelayanan kepada Tuhan. Struktur bertingkat dapat diinterpretasikan sebagai perjalanan rohani yang terus berkembang, di mana setiap tingkatan mewakili pertumbuhan dan pendalaman iman. Tingkat tiga hasta yang paling bawah mungkin melambangkan fondasi iman yang kokoh, tingkat empat hasta sebagai perkembangan pribadi, dan tingkat tujuh hasta sebagai pencapaian spiritual yang lebih tinggi atau kedekatan yang lebih dalam dengan Tuhan.

Adanya "tempat-tempat penjorok" yang terpisah dari dinding utama juga bisa dianalogikan dengan bagaimana kita perlu menjaga integritas hubungan kita dengan Tuhan. Meskipun kita mungkin memiliki banyak aspek dalam kehidupan (diwakili oleh penjorok), hubungan inti kita dengan Tuhan (dinding rumah itu) harus tetap terjaga kekuatannya dan tidak terbebani atau terpengaruh negatif oleh hal-hal lain. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya memisahkan area-area dalam hidup kita agar fokus pada hal yang utama, yaitu hubungan dengan Sang Pencipta.

Selain itu, ayat ini mengingatkan kita bahwa detail-detail kecil sekalipun memiliki peran. Dalam pembangunan Bait Suci, setiap elemen disengaja dan memiliki fungsi. Demikian pula dalam kehidupan rohani kita, tindakan, perkataan, dan pikiran kita, sekecil apapun, berkontribusi pada gambaran keseluruhan iman kita. Memperhatikan detail-detail kecil dalam pelayanan dan kehidupan sehari-hari adalah cara untuk menunjukkan kesungguhan dan kasih kita kepada Tuhan.

Kitab Suci, melalui ayat-ayat seperti 1 Raja-Raja 6:6, memberikan pelajaran yang kaya tidak hanya dari segi teologis tetapi juga dari segi praktis dan filosofis. Deskripsi pembangunan Bait Suci ini terus menginspirasi kita untuk membangun hidup kita dengan fondasi yang kuat, pertumbuhan yang berkelanjutan, dan kesetiaan pada prinsip-prinsip ilahi, sambil tetap menjaga hubungan inti kita dengan Tuhan tetap kokoh dan terjamin.