"Lalu tampil Yoab dan orang-orangnya, sesuai dengan perintah raja untuk melakukan pencacahan orang. Tetapi TUHAN memperingatkan Yoab dan orang-orangnya: 'Kamu harus mencatat seluruh Israel, dari Bersyeba sampai ke Dan, dan kamu harus membawakan hasilnya kepadaku, supaya aku tahu jumlah mereka.'"
Ayat 1 Tawarikh 21:4 ini menceritakan sebuah momen krusial dalam sejarah Israel, di mana Raja Daud memerintahkan dilakukannya pencacahan orang Israel. Perintah ini disampaikan kepada panglima perangnya, Yoab, dan pasukannya. Meskipun terkesan sebagai sebuah tindakan administratif biasa, ayat ini menyimpan makna mendalam mengenai kedaulatan Allah dan implikasi dari keputusan manusia.
Konteks sejarah ini terjadi pada masa kejayaan Daud sebagai raja. Namun, ayat ini menyoroti sebuah perintah yang tidak berasal dari Allah, melainkan dari Daud sendiri. Alkitab mencatat dalam ayat sebelumnya (1 Tawarikh 21:1) bahwa "Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel." Hal ini menunjukkan bahwa perintah pencacahan tersebut tidak didasari oleh ilham ilahi, melainkan oleh dorongan negatif yang ditanamkan oleh musuh.
Yoab, yang diperintahkan oleh Daud, tampak keberatan dengan perintah tersebut, namun tetap melaksanakannya. Hal ini terlihat dari firman Allah yang kemudian disampaikan melalui Yoab kepada Daud: "Kamu harus mencatat seluruh Israel, dari Bersyeba sampai ke Dan, dan kamu harus membawakan hasilnya kepadaku, supaya aku tahu jumlah mereka." Kata-kata "sesuai dengan perintah raja" menggarisbawahi bahwa perintah pencacahan itu datang dari otoritas duniawi, yaitu Daud.
Penting untuk dicatat bahwa dalam Kitab Suci lainnya, seperti Keluaran 30:12, pencacahan orang Israel pernah dilakukan atas perintah Allah sebagai bagian dari sensus untuk menentukan jumlah orang yang layak berperang dan untuk keperluan Bait Suci. Namun, dalam kasus 1 Tawarikh 21:4, motivasi dan sumber perintahnya berbeda. Pencacahan ini tampaknya lebih diarahkan untuk membangkitkan rasa bangga Daud akan kekuatan militernya dan kemampuannya dalam mengumpulkan sumber daya manusia, sebuah tindakan yang berpotensi menimbulkan kesombongan dan ketergantungan pada kekuatan manusia daripada pada pemeliharaan Allah.
Perintah yang datang dari Daud ini, meskipun disampaikan kepada Yoab, pada akhirnya menjadi catatan sejarah yang menunjukkan sebuah kesalahan penilaian. Meskipun Yoab menjalankan tugasnya, keputusan untuk melakukan pencacahan tersebut akan membawa konsekuensi serius bagi bangsa Israel, yang nantinya akan diungkapkan melalui hukuman ilahi. Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap perintah dan tindakan, sekecil apapun, harus diuji berdasarkan kehendak Allah.
Daud, sebagai pemimpin umat, memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil mencerminkan ketaatan kepada Allah. Perintah pencacahan ini, yang lahir dari pengaruh iblis dan keinginan manusia, menjadi sebuah peringatan bahwa kekuatan dan jumlah semata tidak menjamin keamanan atau keberhasilan. Ketergantungan kepada Allah, iman, dan ketaatanlah yang menjadi fondasi sejati. Ayat 1 Tawarikh 21:4 bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi juga sebuah pelajaran abadi tentang pentingnya menguji setiap perintah dan motivasi kita, memastikan bahwa semuanya selaras dengan kehendak ilahi.