2 Korintus 13:2 - Nasihat Akhir Paulus

"Telah kukatakan hal ini, dan akan kukatakan pula sekarang, seperti kalau aku berada di kedua kalinya di antara kamu, dan kukatakan sekarang waktu aku berjarak dengan kamu: Aku menuliskan ini kepada mereka, yang sejak dahulu berbuat dosa dan kepada semua orang lainnya, supaya, kalau aku datang pada kedua kalinya, aku tidak perlu menahan diri."
Peringatan & Harapan

Simbol peringatan dan harapan dalam pesan Paulus.

Surat kedua Paulus kepada jemaat di Korintus adalah dokumen yang kaya akan pergumulan, pembelaan diri, dan nasihat pastoral yang mendalam. Di antara berbagai topik yang dibahas, terdapat ayat kunci yang mengungkapkan ketegasan sekaligus kasih Paulus terhadap jemaat yang ia layani. 2 Korintus 13:2 adalah salah satu ayat yang menarik perhatian karena mencerminkan pola komunikasi Paulus yang sering kali bersifat langsung dan bertujuan untuk koreksi demi pertumbuhan rohani.

Dalam ayat ini, Paulus menyatakan niatnya untuk kembali mengunjungi jemaat Korintus. Ia mengulangi apa yang telah ia katakan sebelumnya saat kunjungan keduanya, dan kini ia mengatakannya lagi meskipun ia sedang berjauhan. Pernyataan ini bukanlah sekadar pengulangan kata-kata, melainkan penekanan pada keseriusan pesannya. Paulus ingin memastikan bahwa pesannya tentang kekudusan dan keadilan Tuhan sampai kepada setiap orang yang mendengarnya.

Frasa "Aku menuliskan ini kepada mereka, yang sejak dahulu berbuat dosa dan kepada semua orang lainnya" menunjukkan bahwa peringatan ini berlaku secara universal di dalam jemaat. Tidak ada seorang pun yang dikecualikan. Baik mereka yang telah lama tenggelam dalam dosa, maupun mereka yang mungkin hanya sesekali tersandung, semuanya dipanggil untuk merenungkan tindakan mereka. Paulus tidak datang untuk menghakimi secara sembarangan, tetapi ia datang dengan otoritas yang diberikan Tuhan, siap untuk menegakkan kebenaran ilahi.

Tujuan Paulus tidaklah untuk menyakiti atau mempermalukan, melainkan untuk perbaikan. Nasihat ini berfungsi sebagai peringatan terakhir sebelum kunjungannya yang kedua. Ia berharap bahwa dengan mendengar peringatan ini, mereka yang bersalah akan bertobat. Ini adalah wujud kasih rasuliahnya; ia lebih memilih untuk memberikan peringatan sekarang agar ketika ia datang nanti, ia tidak perlu menggunakan tindakan yang lebih keras, seperti "menahan diri" yang mungkin mengacu pada tindakan disiplin atau penghukuman yang lebih tegas. Paulus mendambakan pertobatan, bukan kehancuran.

Ayat ini juga menyoroti pentingnya konsistensi dalam ajaran Kristen. Paulus mengajarkan prinsip yang sama, baik ketika ia hadir secara fisik maupun ketika ia menulis surat. Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran Firman Tuhan tidak bergantung pada kehadiran fisik seorang hamba Tuhan, tetapi pada otoritas ilahi yang mendasarinya. Jemaat Korintus, seperti jemaat-jemaat lainnya, dipanggil untuk hidup dalam kekudusan dan ketaatan, menjauhi dosa, dan merangkul ajaran yang benar.

Dengan membaca 2 Korintus 13:2, kita diingatkan bahwa gereja di masa kini pun memerlukan nasihat serupa. Seringkali, teguran yang lembut namun tegas diperlukan untuk membawa orang kembali ke jalan yang benar. Kasih yang sejati bukan berarti mengabaikan dosa, melainkan menunjukkan kebenaran dengan cara yang membangun dan mengarahkan pada pemulihan.