Kisah yang tercatat dalam Kitab 2 Raja-raja pasal 3 ayat 11 ini merupakan momen krusial dalam sejarah Israel. Ayat tersebut diucapkan oleh Raja Yehoram dari Israel, yang diliputi ketakutan dan keputusasaan ketika berhadapan dengan ancaman dari Kerajaan Moab. Perkataan Yehoram menunjukkan suasana genting yang dihadapi oleh ketiga raja yang bersatu: Yehoram dari Israel, Yosafat dari Yehuda, dan raja dari Edom. Mereka telah bersekutu untuk melawan Raja Mesa dari Moab yang telah memberontak terhadap Israel.
Di balik pernyataan keputusasaan Yehoram, terkandung sebuah pengakuan tersirat mengenai otoritas Ilahi. Ungkapan "Aduh, TUHAN telah memanggil ketiga raja ini untuk menyerahkan mereka ke tangan Moab!" menunjukkan bahwa Yehoram melihat situasi ini bukan hanya sebagai konflik politik atau militer biasa, tetapi sebagai sesuatu yang diizinkan, bahkan diarahkan, oleh Tuhan. Ini adalah sebuah pengakuan bahwa kekuatan yang lebih besar dari sekadar kekuatan manusia sedang bekerja. Meskipun diucapkan dengan nada keluhan, ada unsur kesadaran bahwa Tuhan memegang kendali atas nasib raja-raja dan kerajaan mereka.
Peristiwa ini terjadi ketika ketiga raja tersebut sedang melakukan ekspedisi militer untuk menundukkan kembali Moab yang memberontak. Namun, dalam perjalanan, mereka menghadapi masalah pasokan air yang kritis. Di tengah krisis inilah Yehoram mengungkapkan kegelisahannya. Keadaan yang sulit ini menjadi ujian bagi iman mereka, sebuah kesempatan untuk melihat bagaimana Tuhan akan bekerja melalui situasi yang tampaknya mustahil.
Ayat ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesetiaan kepada Tuhan. Para raja Israel pada masa itu sering kali tergoda untuk berpaling dari Tuhan dan menyembah dewa-dewa lain, yang berujung pada kehancuran. Meskipun Yosafat dikenal sebagai raja yang setia, ia tetap harus berhati-hati agar tidak terbawa arus ketidaktaatan. Kisah ini menjadi sebuah pelajaran penting bahwa dalam menghadapi tantangan hidup, baik individu maupun kolektif, kita perlu bersandar pada Tuhan dan tidak kehilangan harapan, bahkan ketika keadaan terlihat suram. Melalui peringatan dalam firman-Nya, Tuhan terus menuntun umat-Nya menuju jalan kebenaran dan kesuksesan yang sejati.
Kisah ini memberikan gambaran tentang bagaimana kepemimpinan yang bersatu, meskipun menghadapi kesulitan, dapat belajar untuk bergantung pada campur tangan Tuhan. Perjuangan melawan Moab dalam 2 Raja-raja 3 bukan hanya sekadar perebutan wilayah, tetapi juga merupakan bagian dari narasi yang lebih besar tentang bagaimana Tuhan menguji dan memperkuat umat-Nya. Yehoram pada akhirnya belajar untuk tidak hanya mengandalkan kekuatan manusia, tetapi juga mencari hikmat dan pertolongan dari sumber yang Ilahi.