2 Raja-raja 4:12 - Pertemuan dengan Mukjizat

"Dan ia berseru kepada Tuhan, katanya: "Ya Tuan-Ku, aku ini seorang perempuan yang susah, tetapi anak ini seorang laki-laki."

Harapan

Kisah yang terangkum dalam kitab 2 Raja-raja pasal 4 ayat 12 membuka jendela ke dalam kehidupan perempuan Sunem yang mengalami dukacita mendalam. Ayat ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan awal dari sebuah narasi yang penuh dengan kekuatan iman, campur tangan ilahi, dan sebuah mukjizat yang mengubah segalanya. Di tengah kepedihan kehilangan seorang putra, ia menunjukkan ketangguhan luar biasa dengan mendatangi nabi Elisa.

Dalam konteks budaya dan sosial pada masa itu, seorang anak laki-laki memegang peran yang sangat penting. Ia adalah pewaris, penerus nama keluarga, dan penopang orang tua di masa tua. Kehilangan seorang anak laki-laki berarti menghadapi masa depan yang suram, penuh ketidakpastian, dan kesepian yang mendalam. Perempuan Sunem ini, seperti yang ia akui dengan jujur kepada Elisa, adalah "seorang perempuan yang susah." Kata-kata ini mencerminkan beratnya beban emosional dan spiritual yang ia pikul.

Namun, justru dalam situasi keputusasaan inilah, iman perempuan Sunem bersinar terang. Ia tidak memilih untuk tenggelam dalam kesedihannya, melainkan mencari solusi dan pengharapan. Kunjungannya kepada Elisa menunjukkan bahwa ia percaya pada kuasa Tuhan yang bekerja melalui hamba-Nya. Ia datang bukan dengan tuntutan, melainkan dengan pengakuan akan kondisinya dan permohonan yang tulus. "Ya Tuan-Ku," serunya, sebuah panggilan hormat yang menyiratkan pengakuan atas otoritas spiritual Elisa.

Respon Elisa terhadap situasi ini tidak kalah pentingnya. Ia telah diperlengkapi oleh Tuhan untuk membawa pemulihan. Kisah ini mengajarkan kita bahwa bahkan dalam momen tergelap sekalipun, ada kemungkinan untuk mengalami perubahan. Kehidupan perempuan Sunem ini menjadi bukti nyata bahwa Tuhan mendengar doa orang-orang yang berseru kepada-Nya. Ayat 2 Raja-raja 4:12 menjadi pengingat bahwa keteguhan hati dan iman yang teguh dapat membuka jalan bagi campur tangan ilahi yang luar biasa.

Mukjizat yang mengikuti kisah ini, yaitu kebangkitan putra perempuan Sunem, adalah kesaksian yang kuat tentang janji Tuhan. Ini bukan sekadar cerita kuno, tetapi sebuah narasi yang relevan hingga kini. Ia menunjukkan bahwa Tuhan peduli terhadap kesedihan umat-Nya dan memiliki kuasa untuk memulihkan apa yang tampaknya telah hilang selamanya. Melalui kisah ini, kita diajak untuk merefleksikan betapa pentingnya untuk tetap berpegang pada harapan, bahkan ketika situasi terasa mustahil. Iman perempuan Sunem, yang dimulai dengan pengakuan kepedihan dan seruan kepada Tuhan, akhirnya berujung pada pemulihan dan sukacita yang tak ternilai harganya.