Ayat 2 Tawarikh 20:28 mencatat sebuah momen krusial dalam sejarah Israel. Setelah menghadapi ancaman besar dari koalisi bangsa-bangsa asing yang bersatu melawan Yehuda, Raja Yosafat dan seluruh rakyatnya berseru kepada Tuhan. Mereka berpuasa, berdoa, dan mencari pertolongan ilahi. Keajaiban terjadi ketika Tuhan sendiri yang campur tangan, menyebabkan musuh-musuh saling menghancurkan tanpa perlu pertempuran dari pihak Israel. Kemenangan yang luar biasa ini tentu saja disambut dengan luapan sukacita yang mendalam.
Penggambaran dalam ayat ini sangat kuat: "Mereka pulang, seluruh Yehuda dan Yerusalem, dengan sukacita, disertai Daud dan seluruh orang Israel...". Kata "sukacita" bukan sekadar perasaan senang biasa, melainkan kebahagiaan yang meluap, penuh rasa syukur, dan pengakuan atas campur tangan Tuhan yang ajaib. Seluruh masyarakat, dari raja hingga rakyat jelata, ikut merasakan dan merayakan kemenangan ini bersama-sama. Kehadiran Daud, sang raja yang dipilih Tuhan, di tengah kerumunan menunjukkan kepemimpinan yang bersatu dengan umatnya dalam momen syukur.
Peristiwa ini bukan hanya tentang kemenangan militer, tetapi lebih dalam lagi, tentang iman dan kepatuhan. Yosafat telah mengambil langkah-langkah iman: berdoa, mencari Tuhan, dan memimpin rakyatnya untuk bersekutu dengan Tuhan sebelum menghadapi musuh. Respons Tuhan adalah kemenangan yang paripurna, sebuah bukti bahwa ketika umat-Nya bersandar pada-Nya, Dia akan bertindak dengan kuasa-Nya.
Ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya mengingat dan merayakan karya-karya Tuhan dalam hidup kita. Kemenangan atas musuh, baik dalam skala besar seperti bangsa Israel atau dalam skala personal melawan kesulitan, patut disyukuri. Sukacita yang dihasilkan dari pengakuan atas pertolongan Tuhan adalah sukacita yang berbeda, yang memberikan kekuatan dan pengharapan. Perayaan bersama juga memperkuat ikatan komunitas dan iman.
Lebih dari sekadar pengingat sejarah, 2 Tawarikh 20:28 menjadi panggilan bagi kita untuk senantiasa mendatangi Tuhan dalam setiap persoalan. Bukan dengan kekuatan sendiri, melainkan dengan iman dan penyerahan diri. Ketika Tuhan memberikan kemenangan atau kelegaan, mari kita sambut dengan hati yang penuh sukacita dan pujian, seperti yang dilakukan oleh seluruh Yehuda dan Yerusalem. Biarlah setiap kemenangan menjadi kesaksian tentang kebaikan dan kuasa-Nya.