Ayat 2 Tawarikh 24:9 menceritakan momen penting dalam sejarah Kerajaan Yehuda, di mana Raja Yoas memerintahkan untuk menyusun daftar dan mengumpulkan persembahan dari seluruh negeri untuk memulihkan dan memperindah Bait TUHAN. Perintah ini datang pada saat Bait Allah mengalami kerusakan dan pengabaian akibat ulah raja-raja sebelumnya, termasuk Atalya yang jahat.
Tindakan pengumpulan persembahan ini bukan hanya sekadar mengumpulkan dana. Ini adalah gerakan kebangunan rohani yang melibatkan seluruh umat. Dari Yehuda, para pemimpin diinstruksikan untuk mendata semua pria berusia dua puluh tahun ke atas. Usia ini seringkali diasosiasikan dengan kematangan dan kesiapan untuk berkontribusi, baik secara fisik maupun finansial. Ini menunjukkan adanya struktur dan organisasi yang jelas dalam upaya restorasi ini. Bait Allah adalah pusat ibadah dan persekutuan dengan Tuhan, sehingga pemulihannya merupakan prioritas utama bagi bangsa.
Makna Kebersamaan dalam Persembahan
Poin menarik dari ayat ini adalah penekanan pada kebersamaan. Seluruh umat dari Yehuda dilibatkan. Ini mengajarkan bahwa pemeliharaan rumah Tuhan adalah tanggung jawab bersama seluruh umat. Setiap individu, terlepas dari latar belakangnya, memiliki peran dalam menjaga dan mengembangkan tempat peribadatan. Ini juga menumbuhkan rasa memiliki dan kepedulian terhadap fasilitas rohani yang melayani mereka.
Tujuan yang Mulia
Tujuan utama dari pengumpulan ini adalah untuk "berurusan dengan pekerjaan di rumah TUHAN." Pekerjaan ini mencakup perbaikan, pemeliharaan, dan mungkin juga penambahan kemegahan pada Bait Allah. Ketika hati umat digerakkan untuk memberi demi kemuliaan Tuhan, seringkali terjadi sukacita dan kedamaian yang mendalam. Persembahan yang tulus, yang diberikan dengan sukarela dan penuh kasih, adalah bentuk penyembahan yang menyenangkan Tuhan.
Teladan untuk Masa Kini
Kisah ini memberikan teladan yang relevan bagi gereja dan komunitas rohani masa kini. Dalam era modern, di mana banyak gereja dan pusat kegiatan keagamaan membutuhkan dana untuk operasional, pembangunan, maupun pelayanan sosial, semangat memberi yang diajarkan dalam 2 Tawarikh 24:9 tetap berharga. Kepemimpinan yang bijak dapat mengorganisir upaya pengumpulan dana secara transparan dan efektif, serta menginspirasi umat untuk berkontribusi sesuai kemampuan mereka.
Memahami ayat ini mendorong kita untuk melihat persembahan bukan sebagai beban, melainkan sebagai sebuah kehormatan dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pekerjaan Tuhan. Ketika kita memberi, kita sedang menyatakan bahwa Tuhan adalah sumber segala berkat dan bahwa kita menghargai tempat-Nya di dalam kehidupan kita serta di tengah komunitas kita.