2 Tawarikh 34:21 - Janji Tuhan dan Hukuman

"Pergilah, sampaikanlah firman TUHAN kepada raja negeri Yehuda, yang datang kepada-Ku untuk meminta petunjuk, demikianlah firman TUHAN, Allah Israel: Mengenai perkataan yang kaudengar, oleh karena hatimu lembut dan engkau merendahkan diri di hadapan Allah ketika engkau mendengar firman-Nya tentang tempat ini dan tentang penduduknya, bahwa mereka akan menjadi kebinasaan dan dilaknat, dan oleh karena engkau telah mengoyakkan pakaianmu dan menangis di hadapan-Ku, maka Aku pun telah mendengar engkau, demikianlah firman TUHAN."
Pesan Ilahi untuk Raja yang Rendah Hati Sang Raja Sang Nabi Berbicara

Ayat 2 Tawarikh 34:21 membawa kita pada momen krusial dalam sejarah kerajaan Yehuda, di mana seorang raja bernama Yosia berinteraksi dengan firman Tuhan. Kejadian ini berakar dari penemuan kitab Taurat oleh imam besar Hilkia, yang kemudian dibacakan di hadapan raja. Mendengar firman Tuhan yang dibacakan, Yosia diliputi kesedihan mendalam, menyadari betapa jauhnya bangsanya dari perintah-perintah Allah. Ia segera mengoyakkan pakaiannya, sebagai tanda penyesalan dan kerendahan hati, serta memerintahkan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang firman Tuhan yang disampaikan.

Sebagai respons atas tindakan raja Yosia, TUHAN mengutus nabi Hulda untuk menyampaikan pesan-Nya. Pesan inilah yang tertulis dalam 2 Tawarikh 34:21. Ayat ini menyoroti dua aspek penting dari respons ilahi terhadap Yosia: pengakuan atas kerendahan hati raja dan janji mengenai dampak dari kerendahan hati tersebut. TUHAN secara eksplisit mengakui bahwa hati Yosia "lembut" dan ia "merendahkan diri di hadapan Allah". Tindakan mengoyakkan pakaian dan menangis bukanlah sekadar gestur emosional, melainkan manifestasi dari penyesalan tulus yang menyentuh hati ilahi.

Kerendahan hati dan penyesalan Yosia di hadapan Tuhan menjadi kunci. Di tengah-tengah kebobrokan moral dan spiritual yang melanda bangsanya, Yosia memilih untuk mendengarkan, merespons, dan bertindak sesuai dengan firman Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun hukuman atas dosa bangsa itu tampaknya tak terhindarkan, ada harapan bagi mereka yang mau berbalik kepada Tuhan. Pesan yang disampaikan oleh Hulda bukan hanya tentang hukuman yang akan datang, tetapi juga tentang anugerah yang diberikan kepada Yosia karena responsnya yang benar. TUHAN berfirman, "oleh karena engkau telah mengoyakkan pakaianmu dan menangis di hadapan-Ku, maka Aku pun telah mendengar engkau". Ini adalah jaminan bahwa doa dan kerendahan hati Yosia tidak sia-sia.

Lebih lanjut, ayat ini menegaskan bahwa Tuhan mendengar doa orang yang benar-benar mencari Dia dan merendahkan diri. Meskipun firman Tuhan tentang kehancuran Yehuda tetap berlaku karena kejahatan yang telah lama terjadi, respons Yosia memberikan jeda dan bahkan kemungkinan pengampunan bagi generasi yang bertobat. Kisah Yosia dalam pasal 34 ini seringkali dijadikan teladan tentang pentingnya kepemimpinan yang saleh dan bagaimana seorang pemimpin dapat membawa perubahan besar bagi bangsanya melalui ketundukan kepada firman Tuhan. Semangat 2 Tawarikh 34:21 mengingatkan kita bahwa dalam menghadapi tantangan spiritual, sikap hati yang benar—kerendahan hati, penyesalan, dan ketaatan—adalah kunci untuk menerima belas kasihan dan pendengaran dari Tuhan.

Kisah ini mengajarkan bahwa respons kita terhadap kebenaran firman Tuhan sangatlah penting. Bukan sekadar mendengar, tetapi juga meresapi, menyesali dosa, dan bertindak sesuai dengan petunjuk-Nya. Yosia menunjukkan kepada kita bahwa tidak peduli seberapa besar kesalahan yang telah diperbuat oleh suatu bangsa, selalu ada kemungkinan pemulihan jika ada hati yang mau merendahkan diri di hadapan Tuhan. Firman Tuhan adalah sumber kehidupan dan kebenaran, dan mendengarkan-Nya dengan hati yang terbuka adalah langkah pertama menuju pemulihan dan kedekatan dengan Sang Pencipta.