Kitab Ezra mencatat kisah penting mengenai kembalinya umat Israel dari pembuangan di Babel. Salah satu bagian yang sangat rinci adalah daftar nama-nama keluarga dan individu yang ikut serta dalam rombongan kembali ini. Ayat Ezra 2:33 secara spesifik menyebutkan tiga tempat asal: Lod, Hadid, dan Ono, serta jumlah total orang yang berasal dari ketiga daerah tersebut, yaitu tujuh ratus dua puluh satu orang. Meskipun sekilas tampak seperti catatan genealogis yang kering, daftar-daftar ini memiliki makna yang mendalam bagi pemahaman sejarah, identitas, dan iman bangsa Israel.
Kembalinya umat Israel dari pembuangan bukan sekadar perpindahan geografis, tetapi sebuah momen penegasan kembali identitas mereka sebagai umat pilihan Allah di tanah perjanjian. Setelah puluhan tahun hidup di tanah asing, terpisah dari Bait Suci dan tata cara ibadah mereka, kembalinya mereka menandai sebuah babak baru dalam pemulihan dan pembangunan kembali. Setiap nama yang tercatat dalam daftar ini merepresentasikan sebuah keluarga, sebuah sejarah, dan sebuah harapan untuk memulai kembali kehidupan di Yerusalem.
Tiga kota yang disebutkan dalam Ezra 2:33—Lod, Hadid, dan Ono—merupakan wilayah yang memiliki signifikansi tersendiri. Lod, yang kemudian dikenal sebagai Lydda, adalah kota strategis di wilayah pesisir utara Yudea. Hadid dan Ono juga berada di daerah yang sama, menunjukkan bahwa kelompok ini kemungkinan berasal dari satu area geografis yang sama sebelum kembali. Angka tujuh ratus dua puluh satu orang menunjukkan bahwa ini adalah sebuah kelompok yang cukup besar, terdiri dari individu-individu yang siap untuk berkontribusi dalam pembangunan kembali Yerusalem dan kehidupan rohani bangsa.
Pencatatan nama-nama ini sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, ini menegaskan bahwa umat yang kembali memang benar-benar keturunan Israel yang sah, yang memiliki hak untuk mengklaim kembali tanah leluhur mereka dan membangun kembali kehidupan keagamaan. Kedua, daftar ini membantu dalam pembentukan kembali struktur sosial dan administrasi di Yerusalem. Dengan mengetahui siapa saja yang kembali dan dari mana asal mereka, para pemimpin dapat mengatur pembagian tugas, sumber daya, dan tanggung jawab. Ketiga, bagi generasi berikutnya, daftar ini menjadi pengingat akan keberanian dan kesetiaan nenek moyang mereka yang memilih untuk kembali dan memulihkan ibadah kepada Allah di tanah Israel.
Meskipun ayat ini hanya menyebutkan angka dan nama tempat, di baliknya tersimpan kisah tentang keberanian, pengorbanan, dan kerinduan untuk kembali ke akar spiritual dan tanah air. Tujuh ratus dua puluh satu jiwa yang berasal dari Lod, Hadid, dan Ono ini, bersama dengan ribuan lainnya, merupakan bagian integral dari gerakan pemulihan yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Zerubabel dan Imam Besar Yosua. Mereka datang bukan hanya untuk mendirikan kembali kota, tetapi untuk membangun kembali hubungan yang retak antara Allah dan umat-Nya, serta untuk memulihkan pusat ibadah di Bait Suci.