"Lalu Yerubaal, yang juga disebut Gideon, bangun pagi-pagi dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia, lalu mereka berkemah di dekat mata air Harod. Dan perkemahan orang Midian ada di sebelah utara dari mereka, di dekat bukit More."
Ayat Hakim-hakim 6:28 menggambarkan momen krusial dalam kisah Gideon. Setelah menerima panggilan ilahi untuk membebaskan bangsa Israel dari penindasan bangsa Midian yang kejam, Gideon mulai mengumpulkan pasukan. Namun, Tuhan tidak menginginkan kemenangan yang diraih oleh kekuatan manusia semata, melainkan oleh campur tangan-Nya. Inilah sebabnya mengapa Tuhan membatasi jumlah pasukan Gideon, dari puluhan ribu menjadi hanya tiga ratus orang terpilih.
Ayat ini secara spesifik menandai lokasi di mana pasukan Gideon mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi musuh mereka yang jauh lebih besar. Mereka berkemah di dekat mata air Harod, sementara perkemahan orang Midian terbentang di sebelah utara, di dekat bukit More. Penempatan ini bukan sekadar kebetulan geografis, melainkan bagian dari strategi ilahi yang akan diungkapkan. Gideon, yang sebelumnya adalah seorang petani penakut, kini dihadapkan pada tugas yang tampaknya mustahil.
Kisah ini mengajarkan kita tentang konsep keadilan dan kebenaran ilahi yang seringkali berbeda dari pemahaman manusia. Tuhan seringkali bekerja melalui cara-cara yang tidak terduga, dan kemenangannya tidak selalu diukur dari jumlah kekuatan yang digunakan, melainkan dari kesetiaan dan kepercayaan kepada-Nya. Di sini, Tuhan ingin menunjukkan bahwa keselamatan Israel datang bukan karena kehebatan Gideon atau pasukannya, tetapi karena kekuatan dan kuasa Tuhan sendiri. Ini adalah pengingat bahwa dalam segala perjuangan, sumber kekuatan sejati kita ada pada Tuhan.
Perintah untuk mengurangi pasukan Gideon dari ribuan menjadi hanya tiga ratus orang menunjukkan bahwa Tuhan tidak membutuhkan bala tentara yang besar untuk mencapai tujuan-Nya. Sebaliknya, Dia memilih sedikit orang yang setia untuk menunjukkan bahwa kemenangan adalah karya-Nya. Ini bisa menjadi titik pembelajaran bagi kita semua, bahwa dalam menghadapi tantangan hidup, kita seringkali perlu bersandar pada Tuhan dan bukan pada kekuatan atau sumber daya duniawi semata. Ayat 6:28 ini menjadi titik awal dari implementasi strategi Tuhan yang unik, yang akan membawa kemenangan besar atas bangsa Midian.
Memahami konteks Hakim-hakim 6:28 membuka pemahaman yang lebih dalam tentang karakter Tuhan yang setia, adil, dan berkuasa. Dia selalu bersama umat-Nya, bahkan di saat-saat tergelap sekalipun, dan Dia memiliki rencana yang sempurna untuk membawa pembebasan dan kemenangan.