"Sebab Dia adalah Yesus Kristus, yang dinyatakan di dalam Firman, yang berkata: "Engkau adalah Imam sampai selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
Simbol keabadian dan kepemimpinan.
Ayat Ibrani 7:17 adalah pilar penting dalam pemahaman teologi Kristen mengenai pribadi dan karya Yesus Kristus. Ayat ini secara ringkas menegaskan keunikan dan keunggulan imamat Kristus, yang berbeda secara fundamental dari keimaman Lewi dalam Perjanjian Lama. Penekanan pada "sampai selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek" membuka perspektif luas tentang sifat kekal dan kesempurnaan pelayanan-Nya sebagai Imam Besar.
Perbandingan dengan Melkisedek, seorang raja dan imam dari Salem (kemungkinan Yerusalem) yang muncul dalam kitab Kejadian, sangatlah signifikan. Melkisedek digambarkan menerima persepuluhan dari Abraham, seorang tokoh penting dalam sejarah Israel. Silsilahnya tidak disebutkan, dan keberadaannya tampak abadi dalam narasi Alkitab. Keimaman Melkisedek ini menjadi model bagi keimaman Kristus yang tidak berdasarkan keturunan Lewi, melainkan berdasarkan kuasa kehidupan yang tak terbinasakan. Kristus, dengan kebangkitan-Nya, membuktikan bahwa kematian tidak memiliki kuasa atas diri-Nya, sehingga keimaman-Nya bersifat final dan tidak tergantikan.
Ibrani 7:17 menekankan bahwa Kristus adalah Imam yang sejati, yang pelayanannya bukan hanya simbolis seperti dalam Perjanjian Lama, tetapi adalah realitas surgawi yang membawa penebusan yang sempurna. Keimaman-Nya adalah manifestasi dari janji Allah yang telah dinyatakan melalui firman-Nya. Ini bukan sekadar peran sementara yang diemban oleh manusia, melainkan identitas kekal yang inheren dalam diri Kristus. Dengan menjadi Imam Besar, Kristus mampu menawarkan pengampunan dosa yang total dan membawa umat manusia kepada Allah dengan keyakinan penuh.
Oleh karena itu, ayat ini memiliki implikasi yang mendalam bagi iman percaya. Ia memberikan jaminan akan kehadiran Kristus yang terus-menerus mendampingi, mendoakan, dan memperantarai kita di hadapan Bapa. Keimaman-Nya yang abadi memastikan bahwa keselamatan yang telah Ia kerjakan di kayu salib tersedia senantiasa bagi setiap orang yang datang kepada-Nya. Tidak ada batasan waktu atau kondisi yang dapat membatalkan keefektifan pelayanan-Nya.
Memahami Ibrani 7:17 membantu kita untuk melihat Yesus bukan hanya sebagai tokoh sejarah atau nabi, tetapi sebagai Sang Imam Agung yang telah menyelesaikan pekerjaan penebusan secara tuntas dan kini berkuasa di surga. Ia adalah jembatan penghubung yang sempurna antara Allah dan manusia, didasarkan pada kasih dan kebenaran yang tak berkesudahan. Kita diajak untuk bersukacita dalam kepastian ini, mengetahui bahwa kita memiliki Imam Besar yang selalu ada bagi kita, dalam setiap aspek kehidupan kita.
Dengan demikian, keimaman Kristus yang abadi, sebagaimana ditegaskan dalam Ibrani 7:17, adalah inti dari Injil yang membawa pengharapan dan kepastian keselamatan yang tak tergoyahkan. Ia adalah penggenapan dari segala yang dirindukan oleh hati manusia – kedekatan dengan Allah yang kekal.