Firman Tuhan dalam Imamat 6:8 adalah sebuah instruksi ilahi yang spesifik dan mendalam, ditujukan kepada Harun dan para imam penerusnya mengenai sebuah aspek krusial dalam ibadah Israel kuno: persembahan bakaran yang kekal. Ayat ini bukan sekadar panduan teknis, melainkan sebuah fondasi teologis yang menyoroti sifat kekekalan dan kedaulatan Tuhan, serta peran sentral ibadah dalam menjaga hubungan umat-Nya dengan Sang Pencipta.
"Perintahkanlah kepada Harun dan anak-anaknya," memulai ayat ini dengan nada otoritas, menegaskan bahwa perintah ini berasal dari Tuhan sendiri. Harun, sebagai imam besar pertama, dan keturunannya yang ditunjuk untuk melayani, memiliki tanggung jawab besar untuk melaksanakan semua perintah Tuhan dengan setia. Hal ini mencerminkan pentingnya struktur dan keimaman yang ditetapkan Tuhan dalam menjalankan ibadah yang benar.
Fokus utama ayat ini adalah pada "korban bakaran" yang harus "tinggal di atas mezbah sepanjang malam sampai pagi hari." Korban bakaran, atau olah dalam bahasa Ibrani, adalah jenis persembahan di mana seluruh korban dipersembahkan kepada Tuhan melalui api. Ini melambangkan penyerahan diri total kepada Tuhan. Perintah agar api tetap menyala sepanjang malam hingga pagi hari bukan hanya demi estetika atau efisiensi, tetapi memiliki makna simbolis yang kuat. Api yang terus menyala melambangkan kehadiran Tuhan yang tidak pernah padam, kesetiaan-Nya yang abadi, dan hubungan yang terus-menerus antara Tuhan dan umat-Nya.
Api yang tidak boleh padam ini mengingatkan kita akan sifat Tuhan yang kekal dan selalu hadir. Sebagaimana api di mezbah membakar korban, Roh Kudus terus bekerja dalam kehidupan orang percaya, membakar segala ketidakmurnian dan menyempurnakan karakter kita. Perintah ini juga mengajarkan tentang pentingnya kesinambungan dalam ibadah. Ibadah bukanlah kegiatan sesekali, melainkan sebuah komitmen yang terus-menerus, sebuah dialog yang tak terputus dengan Tuhan. Bahkan di malam hari, ketika kesibukan dunia mereda, mezbah Tuhan harus tetap menyala, menandakan bahwa hati yang kudus senantiasa terhubung dengan Tuhan.
Bagi umat Kristen, makna Imamat 6:8 ini melampaui ritual Israel kuno. Yesus Kristus adalah Persembahan Bakaran sempurna yang menebus dosa seluruh dunia. Kematian dan kebangkitan-Nya adalah tindakan penyerahan diri total kepada kehendak Bapa. Darah-Nya yang tercurah dan kebangkitan-Nya yang mulia menjadi "api" yang kekal, yang terus menyala memberikan pengampunan dan kehidupan baru bagi siapa saja yang percaya. Komitmen kita kepada Tuhan, yang diwujudkan dalam doa, pujian, pelayanan, dan kasih kepada sesama, adalah persembahan yang terus-menerus kepada Tuhan, mencerminkan api kasih yang telah dinyalakan oleh Roh Kudus di dalam hati kita. Memelihara "api mezbah" dalam kehidupan pribadi dan komunal kita adalah cerminan kerinduan untuk selalu dekat dengan Tuhan, mengakui kedaulatan-Nya, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.