Imamat 8:27 - Pentahbisan Harun & Anak-anaknya

"Dan ia mempersembahkan kurban bakaran di atas mezbah itu, sesuai dengan peraturan, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa."

🔥 🔥 🔥 Mezbah Persembahan
Visualisasi visual dari persembahan di mezbah.

Makna Penting Imamat 8:27 dalam Konteks Pentahbisan

Ayat Imamat 8:27 menjadi sebuah penutup yang krusial dalam rangkaian peristiwa penting di pasal ini, yaitu pentahbisan Harun dan anak-anaknya menjadi imam-imam di Israel. Peristiwa ini bukan sekadar upacara formal, melainkan fondasi penting bagi ibadah dan hubungan Israel dengan Allah. Ayat ini menekankan dua elemen kunci: tindakan fisik mempersembahkan kurban dan ketaatan pada perintah ilahi.

Tindakan mempersembahkan kurban bakaran di atas mezbah adalah inti dari pelayanan imamat. Kurban ini merupakan simbol pengakuan dosa, pernyataan penyerahan diri kepada Allah, dan cara untuk memelihara persekutuan dengan-Nya. Dengan mempersembahkan kurban, Harun dan anak-anaknya secara visual menunjukkan kepada seluruh umat Israel pentingnya penebusan dan pengudusan untuk dapat mendekat kepada Tuhan. Setiap kurban yang dipersembahkan adalah pengingat akan kebutuhan manusia akan pengampunan dan pemulihan hubungan dengan Sang Pencipta.

Lebih dari sekadar gestur fisik, ayat ini secara tegas menyebutkan bahwa persembahan itu dilakukan "sesuai dengan peraturan, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa." Hal ini menggarisbawahi betapa vitalnya ketaatan dalam ibadah. Allah tidak hanya menginginkan persembahan, tetapi persembahan yang dilakukan sesuai dengan standar-Nya. Ketidaktaatan dalam hal ini dapat berakibat fatal, sebagaimana ditunjukkan oleh kisah Nadab dan Abihu dalam Imamat pasal 10, yang mempersembahkan "api yang tidak diminta" dan mati seketika. Dengan demikian, Imamat 8:27 menegaskan bahwa pelayanan imamat yang benar adalah pelayanan yang berlandaskan pada firman dan kehendak Allah, bukan pada inisiatif atau pemikiran manusia semata.

Pentahbisan Harun dan keluarganya menandai dimulainya sistem imamat yang akan melayani di Kemah Suci. Mereka adalah perantara antara Allah dan umat-Nya, bertugas mengajarkan Taurat, menguduskan umat, dan mempersembahkan kurban. Ayat ini memberikan gambaran konkret tentang salah satu tugas utama mereka. Ketaatan mereka dalam melaksanakan instruksi ilahi merupakan teladan bagi umat Israel dan menjadi fondasi bagi seluruh sistem ibadah Perjanjian Lama.

Dalam perspektif teologis yang lebih luas, peristiwa pentahbisan ini juga dapat dilihat sebagai bayangan dari pelayanan Yesus Kristus sebagai Imam Besar Agung kita. Sama seperti Harun, Yesus datang untuk melayani dan mempersembahkan kurban yang sempurna. Namun, kurban Yesus adalah kurban yang sekali untuk selamanya, yang mencakup seluruh dosa umat manusia, dan yang memulihkan hubungan manusia dengan Allah secara total. Imamat 8:27, dengan penekanannya pada ketaatan dan persembahan yang benar, mengingatkan kita akan betapa seriusnya ibadah di hadapan Allah, dan betapa indahnya anugerah penebusan yang telah disediakan melalui Yesus Kristus. Persembahan yang sempurna dan ketaatan yang mutlak telah diselesaikan oleh-Nya.