Kejadian 18:31

Lalu katanya: "Sekali lagi aku berani berbicara kepada Tuhanku, sekalipun debu dan abu aku ini: Alangkah baiknya, jika kelima orang itu kurang dua orang, lalu engkau mendapatinya ada di sana."

Kisah Abraham dan Doa Permohonan

Kejadian 18:31 membawa kita pada sebuah percakapan yang sangat personal dan penuh kerendahan hati antara Abraham dan Tuhan. Ayat ini merupakan bagian dari narasi di mana Tuhan memberitahu Abraham tentang rencana-Nya untuk menghancurkan kota Sodom dan Gomora karena kejahatan yang sangat besar. Namun, sebelum malapetaka itu terjadi, Tuhan memilih untuk mengungkapkan niat-Nya kepada Abraham, sahabat-Nya.

Abraham, yang menyadari bahwa keponakannya, Lot, tinggal di Sodom, merasa terpanggil untuk berdoa dan memohon agar Tuhan berkenan membatalkan murka-Nya, setidaknya jika ditemukan sejumlah orang benar di kota itu. Doa Abraham dalam pasal ini adalah sebuah demonstrasi luar biasa tentang belas kasih, keberanian, dan pemahaman akan keadilan ilahi. Ia memulai dengan berani, namun menyadari posisinya sebagai manusia di hadapan Sang Pencipta, ia menyebut dirinya sebagai "debu dan abu". Kerendahan hati ini menjadi kunci dalam dialognya dengan Tuhan.

Tawar-menawar Iman dan Keadilan Ilahi

Dalam ayat 18:31, Abraham mencapai puncaknya dalam dialog tawar-menawar dengan Tuhan. Ia mulai dengan menanyakan, "Jika ada lima puluh orang benar di kota itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota?" Tuhan menjawab bahwa Ia akan mengampuni kota itu demi kelima puluh orang benar tersebut. Kemudian, Abraham terus menurunkan jumlahnya, dari empat puluh lima, empat puluh, tiga puluh, dua puluh, hingga akhirnya sepuluh orang. Setiap kali Tuhan setuju untuk membatalkan penghukuman-Nya demi jumlah orang benar yang disebutkan, dan Abraham, karena satu dan lain hal, mungkin menyadari bahwa bahkan sepuluh orang benar pun mungkin tidak ada di sana.

Ayat 18:31 mencatat permintaannya yang terakhir, "Alangkah baiknya, jika lima orang itu kurang dua orang, lalu engkau mendapatinya ada di sana." Ini berarti ia menanyakan tentang tiga orang benar. Permintaan ini menekankan betapa Abraham sangat peduli pada kehidupan, bahkan ketika ia tahu bahwa kejahatan di Sodom sudah sangat parah. Doanya bukan semata-mata untuk keponakannya, tetapi juga sebuah permohonan belas kasih yang meluas, menunjukkan karakter ilahi yang penuh kasih dan keadilan.

Makna Kejadian 18:31 bagi Kehidupan

Kejadian 18:31 mengajarkan kita beberapa prinsip penting. Pertama, adalah pentingnya doa permohonan dan syafaat. Abraham tidak tinggal diam ketika mengetahui bahaya yang mengancam. Ia bertindak melalui doa. Kedua, adalah kerendahan hati dalam berhadapan dengan Tuhan. Mengakui diri sebagai "debu dan abu" adalah kunci untuk mendekat kepada-Nya dengan benar. Ketiga, adalah janji bahwa Tuhan memperhatikan kebenaran. Sekalipun di tengah kejahatan, keberadaan sejumlah kecil orang benar dapat membawa dampak yang besar.

Kisah ini juga mengingatkan kita akan karakter Tuhan yang adil namun juga penuh belas kasih. Ia tidak terburu-buru menghakimi, melainkan memberikan kesempatan dan mendengarkan doa umat-Nya. Meskipun pada akhirnya Lot dan keluarganya harus diselamatkan secara terpisah karena kesulitannya untuk meninggalkan kota dengan segera, doa Abraham tetap menjadi bukti kekuatan iman dan kepedulian yang mendalam. Kejadian 18:31 adalah pengingat abadi tentang kebaikan Tuhan dan panggilan bagi kita untuk berdoa bagi orang lain, bahkan di saat-saat yang paling gelap.

Keadilan dan Kasih Ilahi