"Sesudah itu ia berkata: 'Aku akan turun ke mata air dan menimba air; gadis manakah yang akan kukatakan: Silakan berikan minummu dari buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang akan menjawab: Minumlah, tuan, dan unta-untamu juga akan kutimba airnya, ialah perempuan yang telah Engkau sediakan bagi hamba-Mu Ishak; dalam hal ini aku akan tahu, bahwa Engkau telah menunjukkan kesetiaan-Mu kepada tuanku.'"
Kisah yang tertulis dalam Kitab Kejadian pasal 24 ayat 15 adalah momen yang penuh dengan makna dan menjadi landasan penting dalam rencana ilahi bagi umat pilihan-Nya. Ayat ini menggambarkan sebuah doa dan harapan yang diutarakan oleh Eliezer, hamba Abraham, saat ia tengah menjalankan tugas penting: mencari seorang istri bagi Ishak, putra terkasih tuannya. Dalam kesendirian di tepi sebuah sumur di negeri asing, Eliezer memohon petunjuk dari Tuhan dengan sebuah tanda spesifik. Ia tidak hanya meminta Tuhan untuk mengarahkan langkahnya, tetapi juga untuk memberikan jawaban yang jelas melalui tindakan seorang gadis.
Permohonan Eliezer menunjukkan kedalaman imannya. Ia percaya bahwa Tuhan tidak hanya mengendalikan jalannya peristiwa, tetapi juga dapat berkomunikasi dan memberikan panduan yang presisi. Tanda yang diminta—seorang gadis yang menawarkan minum tidak hanya kepadanya tetapi juga kepada unta-untanya—adalah ujian yang cerdas. Ini bukan sekadar tentang kebaikan hati, tetapi tentang kerelaan untuk bekerja keras dan melampaui apa yang diminta. Seorang gadis yang mau repot-repot menimba air untuk sebelas ekor unta membutuhkan kekuatan, kemurahan hati, dan semangat pelayanan yang luar biasa. Tanda ini melambangkan lebih dari sekadar kecocokan; ini adalah cerminan karakter yang dibutuhkan untuk menjadi bagian dari keluarga perjanjian.
Kejadian 24:15 bukan sekadar cerita tentang pencarian jodoh. Ini adalah pelajaran tentang bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupan kita, seringkali melalui cara-cara yang tampak sederhana namun penuh tujuan. Eliezer, dengan hati yang penuh doa dan mata yang awas, siap mengenali jawaban Tuhan. Ia memahami bahwa Tuhan menginginkan yang terbaik bagi Ishak, dan tanda tersebut adalah cara Tuhan untuk menunjukkan siapa yang telah Ia siapkan.
Ketika Rebekah muncul dan melakukan persis seperti yang diminta Eliezer—bahkan melebihi permintaannya dengan menawarkan minum untuk seluruh untanya—hati Eliezer dipenuhi sukacita. Ini adalah konfirmasi yang ia buta. Ia melihat di dalam diri Rebekah bukan hanya seorang gadis yang cantik, tetapi seseorang yang memiliki sifat-sifat saleh, kemurahan hati, dan semangat melayani yang sejalan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Abraham. Tindakan Rebekah adalah bukti nyata bahwa Tuhan mendengar doa Eliezer dan telah mempersiapkan seseorang yang tepat untuk meneruskan garis keturunan perjanjian.
Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya mendengarkan Tuhan dan mempercayai tuntunan-Nya, bahkan ketika kita tidak sepenuhnya memahami jalannya. Ini juga mengingatkan kita akan pentingnya karakter dalam hubungan, terutama dalam pernikahan. Kesetiaan, kemurahan hati, dan semangat pelayanan adalah kualitas yang sangat berharga dan seringkali menjadi penanda dari berkat Tuhan. Seperti Eliezer yang menantikan tanda, kita pun diajak untuk hidup dengan mata rohani yang terbuka, siap melihat bagaimana Tuhan sedang bekerja dan membentuk hidup kita, serta menyiapkan orang-orang di sekitar kita untuk tujuan-Nya. Tanda yang diminta Eliezer adalah janji bahwa Tuhan melihat, mendengar, dan bertindak demi kebaikan umat-Nya.