"Sebab Ribka telah melihat itu, ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya: "Cobalah dengarkan, aku hendak berkata kepada Esau, anakku, sesuatu yang kudengar dari Tuhan."
Kisah berkat dalam Kitab Kejadian selalu menjadi sorotan bagi banyak pembaca, dan ayat Kejadian 27:5 memberikan pandangan unik di balik layar sebuah peristiwa penting. Ayat ini mengungkapkan bahwa Ribka, ibu Yakub dan Esau, secara sadar mengetahui rencana yang sedang disusun oleh Ishak, ayahnya. Kalimat "Sebab Ribka telah melihat itu, ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya: 'Cobalah dengarkan, aku hendak berkata kepada Esau, anakku, sesuatu yang kudengar dari Tuhan.'" bukan sekadar deskripsi pasif, melainkan kunci yang membuka pemahaman tentang kompleksitas hubungan keluarga dan campur tangan ilahi yang mungkin tidak selalu terlihat jelas.
Pada titik ini dalam narasi, Ishak sudah tua dan penglihatannya lemah. Ia berencana untuk memberkati Esau, anak kesayangannya, sebelum ia meninggal. Berkat ini bukan sekadar doa biasa, melainkan pengakuan warisan spiritual dan jasmani yang penting dalam tradisi leluhur. Namun, ada firman Tuhan yang sebelumnya telah dinyatakan bahwa yang tua akan melayani yang muda, mengisyaratkan bahwa Yakublah yang seharusnya menerima berkat utama. Ribka, yang selalu berada di dekat Ishak, ternyata mendengar percakapan antara suaminya dan Esau.
Pengamatan Ribka ini sangat krusial. Ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya sekadar pendengar, tetapi juga seorang yang peka terhadap apa yang terjadi dan, yang terpenting, apa yang ia yakini sebagai kehendak Tuhan. Keputusannya untuk bertindak setelah mendengar perkataan Ishak menandakan sebuah manuver strategis yang didorong oleh keyakinan imannya. Ia segera memanggil Yakub, putranya yang lain, untuk melaksanakan sebuah rencana yang ia rancang sendiri, dengan tujuan untuk mendapatkan berkat yang ia percaya seharusnya menjadi hak Yakub.
Ayat ini menarik karena ia menyoroti peran perempuan yang sering kali tidak terekam secara detail dalam catatan sejarah kuno. Ribka bukan hanya sosok pasif, tetapi seorang agen aktif dalam menjalankan apa yang ia yakini sebagai kebenaran ilahi. Ia memiliki pemahaman yang mendalam tentang firman Tuhan yang telah dinyatakan dan siap mengambil risiko untuk memastikan firman itu terwujud. Peranannya di sini menunjukkan bahwa sering kali, di balik layar sebuah kejadian besar, terdapat kebijaksanaan dan tindakan dari individu yang mungkin tidak selalu berada di pusat perhatian.
Dengan demikian, Kejadian 27:5 bukan hanya tentang sebuah percakapan, melainkan tentang sebuah pengamatan, sebuah keyakinan, dan sebuah tindakan yang akan mengubah alur sejarah keluarga Ishak dan keturunannya. Kisah ini mengajarkan kita untuk selalu waspada terhadap tanda-tanda ilahi, untuk mendengarkan dengan saksama, dan untuk bertindak berdasarkan keyakinan kita, meskipun terkadang tindakan itu memerlukan keberanian dan strategi.