"Dan Yakub mendirikan tugu peringatan dari batu di tempat itu, dan mempersembahkan korban curahan dari minuman dan minyak pada tugu itu."
Ayat ini berasal dari Kitab Kejadian, salah satu kitab paling awal dalam Alkitab. Kejadian 35:14 menggambarkan tindakan penting yang dilakukan oleh Yakub setelah kembali ke tanah Kanaan. Peristiwa ini terjadi setelah serangkaian pengalaman hidup Yakub yang penuh dengan cobaan, keberhasilan, dan perjumpaan ilahi. Pembuatan tugu peringatan di tempat yang spesifik adalah sebuah tindakan simbolis yang kaya makna, menandai momen penting dalam perjalanan spiritual dan pribadi Yakub.
Dalam tradisi kuno, mendirikan tugu peringatan adalah cara untuk mengenang peristiwa penting, perjanjian, atau manifestasi ilahi. Bagi Yakub, tindakan ini mungkin merupakan ekspresi rasa syukur atas perlindungan yang diberikan Tuhan selama perjalanannya yang sulit, termasuk saat ia kembali ke Betel dan bertemu kembali dengan Tuhan di sana. Tugu batu yang didirikan menjadi penanda fisik dari pengalamannya, sebuah pengingat abadi akan janji dan kesetiaan Tuhan.
Persembahan curahan dari minuman dan minyak yang disebutkan dalam ayat tersebut juga memiliki makna spiritual. Minuman curahan, seringkali anggur atau air, dan minyak (biasanya minyak zaitun) adalah bentuk persembahan yang dipersembahkan kepada Tuhan sebagai tanda pengabdian, pemurnian, dan perayaan. Ini adalah praktik umum dalam ibadah Israel kuno, yang menunjukkan kerendahan hati dan pengakuan atas sumber segala berkat.
Tindakan Yakub dalam mendirikan tugu peringatan bukan hanya ritual pribadi, tetapi juga merupakan pondasi bagi warisan imannya. Ia tidak hanya merayakan perjumpaan pribadi dengan Tuhan, tetapi juga meletakkan dasar bagi pengakuan iman generasi mendatang. Tugu tersebut menjadi saksi bisu bagi kesetiaan Tuhan yang konsisten kepada keluarga Abraham.
Lebih jauh lagi, penempatan tugu ini di Betel memiliki resonansi historis. Betel adalah tempat di mana Yakub pertama kali memiliki pengalaman mimpi tentang tangga ke surga dan di mana Tuhan berjanji untuk memberkatinya. Kembali ke tempat ini dan mendirikan tugu pengingat menunjukkan bahwa Yakub telah belajar banyak dari pengalamannya di Padan-Aram. Ia kembali dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan perjanjiannya dengan Tuhan.
Tindakan ini juga mencerminkan pertumbuhan rohani Yakub. Dari seorang yang licik dan seringkali mengutamakan kepentingannya sendiri, ia kini menjadi seorang bapa leluhur yang secara terbuka menghormati Tuhan dan mendirikan penanda untuk mewariskan imannya. Ini adalah cerminan dari perubahan hati dan transformasi yang seringkali menjadi inti dari kisah-kisah spiritual.
Kejadian 35:14 mengajarkan kita tentang pentingnya mengenang perbuatan Tuhan dalam hidup kita. Sama seperti Yakub mendirikan tugu batu, kita pun dapat membangun "penanda" pribadi dalam bentuk doa, catatan syukur, atau bahkan peringatan bersama dengan orang lain untuk tidak melupakan bagaimana Tuhan telah bekerja dalam kehidupan kita. Tugu peringatan Yakub mengingatkan bahwa iman dibangun di atas pengalaman nyata dengan Tuhan, dan bahwa setiap generasi memiliki tanggung jawab untuk meneruskan kisah kesetiaan-Nya.