Kisah dalam Kitab Kejadian 35:15 mencatat sebuah momen penting dalam perjalanan iman Yakub, sebuah tindakan yang bukan sekadar ritual, melainkan sebuah penegasan perjanjian dan pengakuan atas campur tangan ilahi dalam hidupnya. Di tempat yang sebelumnya dikenal sebagai Lus, yang kemudian diubah namanya menjadi Betel, yang berarti "rumah Allah," Yakub mendirikan sebuah tugu batu dan menyiraminya dengan minyak. Tindakan ini memiliki makna yang mendalam, berfungsi sebagai penanda fisik dan spiritual dari pengalaman luar biasa yang ia alami di sana.
Tugu batu ini menjadi saksi bisu atas janji-janji Allah yang telah digenapi. Di tempat yang sama, di masa lalu, Yakub pernah melihat tangga sorgawi dan mendengar Allah berbicara kepadanya, menjanjikan keturunan yang banyak dan tanah perjanjian. Kini, bertahun-tahun kemudian, setelah berbagai liku-liku kehidupan, termasuk kesulitan, penipuan, dan keraguan, Yakub kembali ke tempat itu dengan hati yang penuh syukur dan pengakuan. Tindakan menuangkan minyak di atas tugu batu merupakan simbol persembahan dan pengudusan. Minyak, dalam konteks alkitabiah, sering kali melambangkan Roh Kudus, berkat ilahi, atau penunjukan khusus. Dengan menyiraminya, Yakub secara sadar menempatkan tugu tersebut dan pengalaman di sana di bawah perlindungan dan otoritas Allah.
Bagi Yakub, tugu batu ini adalah sebuah 'altar peringatan'. Ia bukan hanya menandai lokasi fisik, tetapi juga peristiwa spiritual yang membentuk kembali hidupnya. Ini adalah pengingat visual dan emosional tentang kesetiaan Allah, bahkan ketika Yakub sendiri mungkin merasa jauh dari-Nya atau meragukan jalan-Nya. Dalam perjalanan hidup yang sering kali penuh dengan ketidakpastian dan tantangan, tugu peringatan seperti ini menjadi jangkar iman, mengingatkan bahwa di tengah badai, ada Tuhan yang setia yang berpegang pada janji-Nya.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari Kejadian 35:15 sangat relevan bagi kehidupan modern. Kita mungkin tidak mendirikan tugu batu secara fisik, namun kita dapat membangun 'altar peringatan' dalam hidup kita. Ini bisa berupa tindakan doa yang konsisten, praktik refleksi harian, jurnal syukur, atau berbagi kesaksian tentang bagaimana Allah telah bekerja dalam hidup kita. Tujuannya sama: untuk tidak melupakan kebaikan dan kesetiaan Tuhan, untuk memperkuat iman kita, dan untuk menjadi pengingat bagi diri sendiri dan orang lain tentang kuasa-Nya. Pengalaman di Betel adalah bukti bahwa Allah hadir dalam setiap aspek kehidupan kita, dari momen sukacita hingga masa-masa sulit. Dengan mengenang dan menghormati perjumpaan kita dengan-Nya, kita menumbuhkan hubungan yang lebih dalam dan teguh dengan Pencipta kita.
Kejadian 35:15 menggarisbawahi pentingnya pengakuan iman yang aktif. Yakub tidak hanya diam-diam mengingat, tetapi ia secara sengaja dan terlihat mendirikan sebuah monumen iman. Hal ini menunjukkan bahwa iman yang sejati sering kali diekspresikan melalui tindakan nyata, yang menjadi kesaksian bagi orang lain. Altar peringatan ini menjadi simbol dari komitmen Yakub yang baru dan diperbarui kepada Allah, sebuah janji untuk terus berjalan dalam ketaatan dan kepercayaan. Di tengah kompleksitas dunia yang terus berubah, memiliki penanda iman yang jelas dapat memberikan arah dan kekuatan yang sangat dibutuhkan.